Dilema Donor ASI, Rentan Penularan Penyakit

Kesadaran masyarakat untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada bayi mereka semakin meningkat. Hal ini menciptakan kebutuhan baru yaitu Donor ASI untuk bayi yang tidak bisa mendapatkan nutrisi berharga ini dari ibu mereka. Namun, banyak ibu yang tidak menyadari bahwa donor ASI tidak bisa dilakukan sembarangan.

Diana Yunita Sari, ibu yang baru melahirkan sekitar 6 bulan lalu merasakan sendiri bagaimana mudahnya mendapatkan donor ASI. Diana melahirkan prematur di usia kehamilan 34 minggu dan ia sendiri harus langsung masuk ICU karena kondisi kesehatannya menurun.

“Pada saat itu ASI saya tidak langsung keluar, bahkan sampai dua hari payudara saya tidak bengkak seperti halnya ibu yang baru melahirkan. Setelah dibantu dua perawat untuk memompa ASI, hasilnya hanya 0,1 mili,” katanya.

Karena bayi laki-lakinya membutuhkan asupan nutrisi, keluarganya berinisiatif mencari donor ASI. Begitu diunggah di media sosial, tidak begitu lama tawaran ASI donor masuk melalui telepon genggam suaminya.

Pendonor menawarkan ASI lengkap dengan informasi mengenai jenis kelamin anak, usia anak, dan diet si ibu. Dokter perinatologi yang merawat bayi Diana sempat memberikan ASI dari donor tetapi mucnul reaksi bayi yang tidak diharapkan. Akhirnya ASI dari donor tidak jadi diberikan.

Pengalaman serupa juga dialami Pradiningrum Mijarto yang akrab disapa Dani.

(kcm)

Tinggalkan Balasan

Close Ads X
Close Ads X