Pemerintah Akui Keliru Pakai Istilah New Normal Saat Pandemi Covid-19 Kian Meluas

“Tidak pernah berhenti menggaungkan new normal di mana-mana. Namun yang dikedepankan bukan new-nya, tapi normal-nya,” kata Yurianto.

“Padahal, ini sudah kita perbaiki dengan adaptasi kebiasaan baru yang menjadi masalah risk komunikasi.”

Yuri pun menyadari masyarakat merasa kebingungan dengan perubahan istilah dalam penanganan virus corona.

Namun, kata dia, sebagai jubir pemerintah ia sadar hal itu merupakan risiko komunikasi yang dihadapi.

“Oleh karena itu, kami dari awal optimis masyarakat bingung. Kami tidak pernah pesimis, optimis bingungnya, bingung bener, bingung pasti,” ucapnya.

Meski demikian, Yuri mengatakan dirinya akan terus berupaya menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat.

“Ini yang menjadi sulit karena posisi kami jadi jubir harus menjawab apa yang dibutuhkan masyarakat terkiat informasi,” ujar dia.

Baca Juga : Pasien Sembuh dari Covid-19 di Indonesia Tambah 1.190 Orang, Total 34.719 Sembuh

Lebih lanjut, Yuri mengatakan, saat ini pemerintah tidak akan menyampaikan aturan pencegahan Covid-19 karena dikhawatirkan dapat membuat masyarakat semakin bingung.

Yuri mengatakan, akan lebih baik masyarakat langsung menjalankan aturan-aturan selama pandemi Covid-19.

“Mungkin kami akan bicara ke depan tidak lagi dalam berbicara aturan yang dibuat lagi. Jalankan saja, kalau banyak aturan yang dibuat makin pusing kita, makin pusing, jalankan saja,” ujar Yurianto.(wo/kompas)

Close Ads X
Close Ads X