Pemerintah Akui Keliru Pakai Istilah New Normal Saat Pandemi Covid-19 Kian Meluas

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.Dok

 

Jakarta | Jurnal Asia
Pemerintah mengakui keliru memakai istilah new normal di tengah pandemi Covid-19. Diketahui, di Indonesia termasuk di Sumatera Utara (Sumut) dari hari ke hari terus meluas.

Hal ini disampaikan Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyatakan diksi new normal atau normal baru yang didengungkan pemerintah selama pandemi virus corona atau Covid-19 ternyata salah.

Dilansir kompas.tv, Minggu (12/7/2020) Yurianto menuturkan, masyarakat sempat kebingungan dengan pemakaian istilah new normal saat pandemi memasuki bulan Mei dan Juni.

Karena itu, pemerintah akhirnya memperbaiki pola komunikasi dengan mengganti istilah new normal dengan adaptasi kebiasaan baru.

Baca Juga : Update 11 Juli : Positif Covid-19 Bertambah 87 Orang, 4 Meninggal di Sumut

“Diksi new normal dari awal diksi itu segera ubah. New normal itu diksi yang salah dan kita ganti dengan adaptasi kebiasaan baru,” kata Yurianto dalam acara Peluncuran Buku “Menghadang Corona: Advokasi Publik di Masa Pandemi” karya Saleh Daulay secara virtual, Jumat (10/7/2020) kemarin.

Ia menjelaskan, istilah new normal yang sering digaungkan pemerintah belum cukup dipahami masyarakat. Ia menilai, masyarakat hanya fokus pada kata “normal”-nya saja.

Akibatnya, ia mengatakan penggunaan istilah new normal sering dianggap masyarakat kembali berkegiatan seperti biasa tanpa memperhatikan protokol kesehatan.

Selengkapnya...

Close Ads X
Close Ads X