Ketika Lebaran Jadi “Mimpi” yang Tertunda Bagi Tim Medis, Pemerintah Justru Longgarkan Pembatasan Sosial

Arbusa bersama tim dokter di RS Wisma Atlet.Dok Dokter Arbusa

 

Jakarta | Jurnal Asia
Ketika tenaga medis Indonesia mati-matian berjuang di benteng terakhir Covid-19 dan merelakan Lebaran menjadi “mimpi” yang tertunda tetapi muncul wacana-wacana pemerintah melonggarkan pembatasan sosial. Kondisi ini justru menjadi polemik dalam menambah jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia.

Hartati B. Bangsa, salah satu dokter pertama yang menangani pasien virus corona di rumah sakit darurat Wisma Atlet, Jakarta mengaku tidak akan berkumpul dengan keluarga Lebaran tahun ini. Tahun lalu, Hartati masih bisa mengambil cuti, merayakan lebaran bersama keluarga besar di Ternate, Maluku Utara.

Tapi tahun ini, keadaan memaksanya melayani pasien Covid-19, meskipun kerinduan akan kue lebaran buatan Ibu akan membayangi selama bekerja. Setiap hari ia menangani ratusan pasien dengan virus corona.

“Apalagi nanti tidak bisa pulang, tentu rindu, sedih dan semuanya pasti bercampur. Itu nggak bisa dipungkiri ya, itu manusiawi,” katanya melansir Hartati BBC News Indonesia, Senin (18/5/2020).

Baca Juga : Update 17 Mei, Pasien Positif Covid-19 Bertambah 16 Orang, 2 Meninggal di Sumut

Selain tak bisa pulang kampung karena pembatasan mudik, ada yang paling membuat Hartati tak bisa meninggalkan ‘benteng terakhir’ penyebaran virus corona yakni jumlah pasien yang terus bertambah.

“Melihat eskalasi semakin tinggi dan kebutuhan semakin tinggi, tidak mungkin kita bisa duduk diam di rumah, atau kita pulang untuk ritual lebaran,” ujarnya.

Sejak awal RS Wisma Atlet dibuka, Hartati bersama tim kesehatan merawat pasien Covid-19 hingga sembuh. Banyak yang pulang dengan hasil negatif, tapi tak sedikit pula yang terus berdatangan.

Jadi, lanjut Hartati, tim dokter sulit mengambil cuti lebaran meninggalkan teman-teman yang bekerja di RS Wisma Atlet.

“Karena semakin sedikit (dokter), semakin tinggi, artinya beratnya. Risiko kelelahan bagi tim yang ada kan,” katanya.

Ia melanjutkan, tim medis bahkan jauh-jauh hari sudah tidak pernah berpikir untuk bulan puasa sama keluarga, apalagi Idul Fitri atau lebaran. “Mimpi itu sudah jauh kita simpan di dalam lemari”.

Hartati juga mengomentari pelonggaran kebijakan larangan mudik oleh pemerintah. Mereka was-was dengan ritual-ritual bulan puasa dan ritual mudik yang terjadi akan merata di seluruh Indonesia. Kalau merata, ia sendiri agak takut membayangkan.

Selain Hartati, dokter yang akan mengubur mimpi untuk lebaran bersama keluarga adalah Arbusa. Dokter asal Lampung ini berjaga di RS Wisma Atlet hingga lebaran selesai. “Itu jelas orang tua yang sangat dirindukan,” katanya.

Rencana waktu lebaran akan dihabiskan bersama tim medis lain di Wisma Atlet. Itu pun dengan segala keterbatasan, kata Arbusa.

“Kalau di sini ya, teman sekamar saja. Teman-teman yang jaga (sudah) jadi saudara-saudara kita. Lagi pula di sini juga kita social distancing, jadi nggak mungkin sampai ngumpul-ngumpul gitu,” kata Arbusa.

Arbusa juga berharap masa pandemi di Indonesia segera berakhir, agar ia bisa menikmati masakan orang tua saat lebaran yang tak sempat dicecapnya tahun ini.

“Opor, Seruit makanan khas Lampung. Di sini nggak akan dapat rasanya. Euforia lebarannya ditunda dulu, kelar Covid nanti langsung pulang. Langsung minta masakin kemarin (masakan) lebarannya apa,” katanya sambil tertawa kecil.

Baca Juga : Pasukan Yonif 125 Diberangkatkan ke Merauke, Tugas Berat TNI Jadi Inspirasi

Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19, Doni Monardo menegaskan tentang larangan mudik. Tapi perjalanan luar kota tetap diizinkan bagi tiga kelompok masyarakat.

Mereka adalah aparatur sipil negara, ASN, karyawan BUMN, masyarakat dengan alasan mendesak, dan WNI yang kembali dari luar negeri.

Kelompok masyarakat ini boleh bepergian ke luar kota dengan sejumlah syarat, termasuk membawa surat tugas dan dokumentasi yang diperlukan.

Selain itu, pemerintah memberi ijin bagi warga berusia di bawah 45 tahun untuk kembali bekerja meski PSBB masih berlangsung.(nty)

 

Tinggalkan Balasan

Close Ads X
Close Ads X