Kabul | Jurnal Asia
Pemberontak Taliban telah melancarkan
serangan bom bunuh diri dan serangan lain terhadap fasilitas keamanan pemerintah di Afghanistan. Serangkaian serangan itu menewaskan 20 orang dan mencederai puluhan lainnya.
Seperti dilansir dari VOA, Rabu (26/2020), kekerasan mematikan pada Selasa (25/8/2020) berlangsung ketika pembukaan pembicaraan perdamaian antara pihak-pihak yang berseteru di Afghanistan terancam ditunda.
Pejabat Afghanistan mengatakan, seorang pembom bunuh diri menabrakkan truk mini yang dimuati bahan peledak ke sebuah satuan komando angkatan darat di Provinsi Balkh di utara pada Selasa (25/8/2020) dini hari. Ledakan itu katanya telah menewaskan paling sedikit tiga orang dan mencederai lebih dari 40 lainnya.
Baca Juga : Diduga Diracun Saat Penerbangan, Pengkritik Keras Presiden Putin Terbaring Koma
Mengutip informasi awal, Jenderal Hebatullah Alizai, komandan militer senior di daerah itu mengatakan , paling sedikit satu perwira AD termasuk yang tewas.
Sebuah pemantau kekerasan lokal melaporkan sedikitnya 11 orang tewas, sementara 60 lainnya menderita cedera dalam pemboman lain di distrik yang juga bernama Balkh. Pemantau itu, terkait dengan Afghan Peace Watch yang independen, tidak memberi rincian lebih jauh.
Juru bicara Taliban Zabihullan Mujahid dalam sebuah pernyataan mengatakan bom mobil bunuh diri itu “meratakan kebanyakan bagian dari pangkalan dan menewaskan 61 komando dari AD Afghanistan. Kelompok pemberontak itu sering mengumumkan klaim-klaim yang berlebihan tentang serangannya.
Secara terpisah, penguasa di distrik Shahrak, Provinsi Ghor, Afghanistan tengah, Taliban menyerang sebuah pos polisi dalam serangan dini hari yang menewaskan delapan personel keamanan dan mencederai enam lainnya.
Pemimpin distrik Mohammad Sakhi Sabouryar mengatakan, pemberontak juga merebut pos itu sebelum dipaksa mundur oleh pasukan Afghanistan.
Taliban menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas pemicuan bom mobil rakitan di gerbang markas besar polisi di provinsi Ghazni, Afghanistan tengah timur, sebelum sebuah kelompok pemberontak menyerang bangunan itu.
Pejabat Afghanistan memberi konfirmasi tewasnya paling sedikit tiga personel keamanan. Pemberontak mengklaim serangan bom dan bersenjata itu telah menyebabkan 28 pasukan pemerintah tewas.(nty)