Remdesivir: Obat Covid-19 ‘Terbukti’ Bantu Pasien Pulih Lebih Cepat

Remdesivir menjadi obat pertama dengan manfaat yang terbukti melawan penyakit.AFP

 

Washington | Jurnal Asia
Remdesivir telah terbukti mempercepat waktu pemulihan untuk pasien dengan Covid-19 dalam uji coba utama yang dipimpin AS, menjadi obat pertama dengan manfaat yang terbukti melawan penyakit.

Hasil uji coba menemukan, obat tersebut membuat pasien Covid-19 pulih 30 persen lebih cepat daripada lainnya.

Baca Juga : Pasien Sembuh Covid-19 di Italia Capai 75.945, Angka Kematian 27.967

The US National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) mengatakan, pasien yang menggunakan obat buatan Gilead Sciences itu memiliki kurun waktu pemulihan yang lebih cepat daripada pasien yang hanya mendapatkan plasebo.

Waktu rata-rata pemulihan untuk pasien dengan remdesivir adalah 11 hari. Sementara pasien yang hanya diobati dengan plasebo membutuhkan waktu pemulihan hingga 15 hari.

“Data menunjukkan bahwa remdesivir memiliki dampak positif yang jelas dan signifikan terhadap waktu pemulihan. Hal ini menjadi bukti bahwa obat dapat bekerja dengan memblokir virus,” ujar Pemimpin NIAID, Anthony Fauci, mengutip AFP, Jumat (1/5/2020).

Tak hanya itu, uji klinis juga memperlihatkan bahwa tingkat kematian dari pasien yang diobati dengan remdesivir juga cenderung lebih kecil sebanyak 8 persen. Sementara pada pasien yang diobati dengan plasebo, tingkat kematian mencapai 11,6 persen.

Uji coba klinis ini dimulai sejak 21 Februari lalu. Uji coba melibatkan sebanyak 1.063 pasien di 68 lokasi yang tersebar di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.

Remdesivir sebelumnya sempat gagal dalam uji coba untuk menangani Ebola, Remdesivir termasuk golongan obat yang bekerja pada virus secara langsung dengan mengendalikan tanggapan autoimun yang abnormal.

Fauci mengatakan bahwa keberhasilan uji coba ini dapat membuka jalan bagi obat-obatan yang lebih baik dengan mengadopsi model yang sama.

Kendati memberikan kabar baik, namun para ilmuwan lain mengingatkan bahwa hasil uji coba sepenuhnya masih perlu dilihat dengan saksama.

Peneliti dari Tsinghua University School of Medicine, Beijing, China, Babak Javid mengatakan bahwa hasil uji coba ini bisa mengarah pada persetujuan terhadap remdesivir sebagai obat infeksi virus corona. Namun, dia mengingatkan bahwa remdesivir tak bisa menjadi ‘peluru tunggal’ untuk mengatasi Covid-19.

“Harus diingat pula bahwa remdesivir bukan ‘magic bullet’ dalam konteks ini,” kata Javid. ‘Magic bullet’ merujuk pada istilah pengobatan paling sempurna dan terbaik untuk mengatasi suatu penyakit tanpa memberikan efek samping.

Selain remdesivir, para ilmuwan juga mempelajari obat antimalaria Hydrochloroquine dan terapi plasma darah sebagai metode pengobatan Covid-19.

Hingga saat ini, Food and Drug Administration (FDA) belum menyetujui satu pun obat untuk menangani Covid-19. Namun, FDA berencana untuk mengeluarkan pengumuman soal penggunaan remdesivir sebagai obat darurat Covid-19.

Baca Juga : Penerapan Cluster Isolation di Medan : Screening, Karantina Rumah Selama 28 Hari Hingga Wajib Masker

“Sebagai bagian dari komitmen FDA untuk mempercepat pengembangan pengobatan Covid-19, kami telah berdiskusi dengan Gilead Sciences agar mempersiapkan ketersediaan remdesivir untuk pasien secepat mungkin,” ujar Juru Bicara FDA, Michael Felberbaum, mengutip CNN.

Kendati dunia tengah bersorak ramai atas hasil baik tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengomentari hasil uji coba redemsivir.

Untuk meninjau dan mengkritisi penggunaan obat, WHO sendiri umumnya akan mengumpulkan bukti-bukti dari sejumlah penelitian yang telah ada.

“Terkadang dibutuhkan sejumlah publikasi untuk menentukan (apa) dampak utama dari suatu obat,” ujar Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Mike Ryan.(nty)

 

One response to “Remdesivir: Obat Covid-19 ‘Terbukti’ Bantu Pasien Pulih Lebih Cepat

Comments are closed.
Close Ads X
Close Ads X