Benarkah Chloroquine yang Disinyalir Cegah Covid-19 Picu Komplikasi Jangtung? Ini Kata Ahli

Ilustrasi Chloroquine untuk pencegahan Covid-19.Int

 

Jakarta | Jurnal Asia
Obat chloroquine disinyalir efektif mengobati atau mencegah virus corona (Covid-19). Tetapi obat yang belum diuji klinis secara luas itu menimbulkan kekhawatiran efek samping terhadap jantung.

Kini, uji coba chloroquine di Brasil telah dihentikan, rumah sakit di Swedia diperingatkan untuk tidak menggunakan obat tersebut untuk Covid-19. Perhimpunan kardiologi Amerika mendesak dokter untuk menyadari potensi implikasi serius penggunaan obat kepada orang dengan penyakit kardiovaskular.

Baca Juga : Panduan Orangtua Dampingi Anak Belajar dari Rumah, Begini Caranya

Melansir CNN Indonesia, Jumat (17/4/2020), ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo menjelaskan alasan ilmiah obat chloroquine untuk infeksi virus corona (SARS-CoV-2) menimbulkan komplikasi jantung di Brasil dan Prancis.

Menurut Ahmad komplikasi ini disebabkan chloroquine memiliki efek anti virus karena menghambat proses internalisasi virus, endocytosis.

Akan tetapi, penghambatan proses endocytosis oleh chloroquine menjadi pedang bermata dua karena proses endocytosis adalah proses alami yang juga diperlukan sel atau organ tubuh untuk internalisasi alami.

“Jadi pemberian chloroquine dalam dosis tinggi seperti di Brasil kemungkinan bisa mengganggu proses normal fisiologi tubuh sehari-hari sehingga berdampak buruk. Maka tidak heran pemberian obat ini tidak boleh sembarangan,” katanya.

Sel atau organ tubuh yang melakukan proses endocytosis adalah kolesterol, hingga sel darah putih. Proses ini umum dilakukan oleh organ dan sel dalam fisiologi tubuh sehari-hari.

Di sisi lain, Ahmad menjelaskan chloroquine tak mampu membedakan endocytosis normal dengan endocytosis virus. Ahmad mengatakan masuknya virus ke tubuh manusia melalui protein angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) sehingga melalui proses reseptor endocytosis.

“Masuknya virus SARS-CoV-2 ke sel kita memang melalui proses receptor mediated endocytosis yaitu setelah virus ini berikatan dengan protein ACE2 di permukaan sel,” tutur Ahmad.

Oleh karena itu, Ahmad mengatakan obat chloroquine harus diuji klinis terlebih dahulu untuk melihat efek samping. Ia mengatakan saat ini Indonesia sedang melakukan uji klinis obat tersebut.

“Otoritas dunia seperti FDA juga belum melabel obat malaria ini sebagai obat Covid19 apalagi efek negatif obat ini memang bisa berbahaya,” ujar Ahmad.

Sebelumnya, uji klinis di Brasil pada sekelompok pasien yang mengonsumsi chloroquine dengan dosis tinggi menimbulkan masalah irama jantung yang berbahaya.

Penelitian ini awalnya dilakukan untuk menguji efektivitas dan keamanan chloroquine untuk Covid-19. Penelitian ini dilakukan pada 440 pasien positif virus corona.

Peneliti memberikan dosis tinggi yakni 600 miligram chloroquine dua kali sehari selama 10 hari pada sebagian partisipan. Sebagian lain diberikan dosis rendah 450 miligram selama lima hari.

Setelah mencoba pada 81 pasien, peneliti melihat beberapa tanda yang mengkhawatirkan. Dalam beberapa hari pengobatan, banyak pasien dalam kelompok dosis tinggi mengalami masalah irama jantung. Dua pasien dalam kelompok dosis tinggi meninggal dunia setelah mengalami detak jantung yang cepat dan abnormal.(nty)

 

One response to “Benarkah Chloroquine yang Disinyalir Cegah Covid-19 Picu Komplikasi Jangtung? Ini Kata Ahli

Comments are closed.
Close Ads X
Close Ads X