Medan | Jurnal Asia
Setelah sempat menguat secara meyakinkan pada perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini terpaksa harus mengalami pelemahan. IHSG pada sesi pembukaan sempat naik di level 5.342,29.
Dan sejauh ini, IHSG justru melemah dan diperdagangkan di kisaran level 5.330. Meskipun melemah tipis, namun pasar masih tetap saja melihat perkembangan aksi demonstrasi di AS sebagai pemberat bagi kinerja pasar keuangan pada hari ini.
Sedikit berbeda dengan IHSG, Rupiah justru mengalami penguatan di kisaran level 14.615 per US Dolar.
“Kinerja bagus yang ditorehkan oleh Rupiah juga tertolong oleh memburuknya kinerja mata uang US Dolar seiring memanasnya aksi demonstrasi yang terjadi di AS,” kata Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin, Rabu (26/8/2020).
Baca Juga : Di Bawah Tekanan Jual, IHSG Tetap Menguat Naik 1,17%
Menurutnya, meskipun kabar baik dari hubungan antara AS dan China yang kembali pulih menjadi salah satu sorotan pelaku pasar.
Secara teknikal, kata dia, IHSG sangat berpeluang untuk terkoreksi setelah tren penguatan sebelumnya. Sementara itu, pelaku pasar juga masih mengkhawatirkan akan kemungkinan Indonesia merealisasikan pertumbuhan ekonomi yang buruk pada kuatal ketiga nantinya.
“Sejauh ini, skenario Indonesia masuk ke jurang resesi kerap dilontarkan oleh Menteri Keuangan,” ucapnya.
Alhasil IHSG masih terus berkonsolidasi di level 5.000 hingga 5.500 yang diyakini akan berlanjut hingga penutupan akhir tahun 2020 ini.
Sementara itu, beberapa masalah mendasar seperti kemungkinan banyak negara lain yang terjerembab resesi juga tengah akan mewarnai pertumbuhan ekonomi global di tahun 2020 ini.(nty)