Pasar Keuangan Masih Pede Meski Data Pertumbuhan Ekonomi Sangat Jelek

Ilustrasi IHSG ditutup naik 0.53% di level 4.630,13 sedangkan rupiah ditutup menguat 15.080 per US Dolar.Ist

 

Medan | Jurnal Asia
Rilis pertumbuhan ekonomi nasional telah dikeluarkan, di mana Indonesia di kuartal pertama masih mampu tumbuh 2,97% secara year on year. Hal ini mengindikasikan kemungkinan terpuruknya pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini yang bisa saja membukukan pertumbuhan ekonomi negatif.

Kondisi pasar keuangan domestik pada hari ini masih mengandalkan sentimen eksternal di mana terjadi peningkatan kinerja indeks saham di luar seiring dengan kembali dibukanya aktifitas ekonomi masyarakat yang sebelumnya terkena lockdown.

Artinya memang sentimen dari perubahan kebijakan terkait penanganan covid-19 jauh lebih mempengaruhi dibandingkan dengan rilis data ekonomi.

Baca Juga : Masih Ada Penambahan 484 Kasus, Kini Tercatat 12.071 Kasus Covid-19 di Indonesia

“Jelas terlihat bahwa perekonomian nasional mengalami kontraksi namun pelaku pasar di pasar keuangan masih bersikap optimis. Ini tidak lebih dikarenakan Indonesia masih lebih beruntung dibandingkan dengan banyak negara besar lainnya yang tergabung dalam G20,” kata Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin, Selasa (5/5/2020).

Menurutnya, laju pertumbuhan ekonomi yang melambat di Indonesia dinilai lebih baik dibandingkan dengan negara lain yang justru pertumbuhan ekonominya minus. Hal ini sebagai gambaran bagaimana pelaku pasar masih nyaman dengan pasar keuangan domestik sekalipun ancaman pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tengah mengintai.

Pada hari ini, IHSG ditutup naik 0.53% di level 4.630,13. Sementara itu mata uang rupiah ditutup menguat 15.080 per US Dolar.(nty)

 

2 responses to “Pasar Keuangan Masih Pede Meski Data Pertumbuhan Ekonomi Sangat Jelek

Comments are closed.
Close Ads X
Close Ads X