Kemampuan Matematika Siswa Indonesia Memprihatinkan

Jakarta – Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristekdikti, Intan Ahmad menyatakan keprihatinanannya terhadap kemampuan matematika siswa Indonesia yang berada di peringkat ke-63 dari 70 negara, kalah jauh dibanding Vietnam yang ada di peringkat ke-12 dan Singapura di peringkat pertama

“Ini adalah tantangan besar bagi guru dan dosen matematika bagaimana membuat siswa menyukai matematika,” kata Intan Ahmad di Jakarta, kemarin.

Survei Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilakukan kepada siswa dengan usia 15 tahun pada 2015 tersebut, ujar dia, seharusnya bisa menjadi bahan evaluasi dalam mengejar ketertinggalan di bidang matematika.

Sebab, lanjut dia, matematika bukan hanya bidang ilmu, tetapi juga bahasa pengikat di antara ilmu-ilmu yang dipelajari, karena semua ilmu membutuhkan matematika, bahkan di bidang seni.

Sementara itu, Presiden ke-2 Himpunan Matematika Indonesia (Indonesian Mathematical Society /IndoMS) Dr Bana Kartasasmita mengatakan, keterpurukan tersebut disebabkan banyak faktor, misalnya kurikulum, pengajar, sarana, termasuk dukungan orang tua siswa.

Di antaranya adanya guru yang masih menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran menghitung, padahal sekarang tugas menghitung sudah diambil alih oleh komputer, ujar dia.

“Pandangan terhadap matematika di dunia sekarang sudah berubah, tetapi sebagian guru kita belum, sehingga murid jadi terbiasa hanya menghapal rumus, bukan berpikir bagaimana bisa membuat rumus dan bagaimana mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Oleh karena itu, ia mendorong para guru matematika untuk lebih mengedepankan soal cerita dan pemecahan masalah dalam pengajaran matematika. Singapura berada di peringkat pertama dalam survei PISA karena pengajaran matematikanya bertumpu pada soal cerita dan pemecahan solusi, ujarnya.

Bana menyatakan optimistis Indonesia bisa mengubah peringkatnya di bidang matematika ini di masa depan.

Ia juga menganggap penting dukungan orang tua terhadap anaknya dalam menguasai matematika, karena membuat anak paham bukan hanya tugas guru, apalagi matematika digunakan di segala bidang kehidupan sepanjang hayat.

“Jangan lupa memanfaatkan kemajuan teknologi canggih seperti internet dan berbagai perangkat lunak untuk belajar,” kata Presiden IndoMS demisioner ini. (oz)

Tinggalkan Balasan

Close Ads X
Close Ads X