Tiga Tahun Jokowi-JK | Realisasi Rumah Murah Baru 2,2 Juta dari 3 Juta

Vice President Director Panasonic Gobel Indonesia (PGI) Tadaharu Taguchi (kiri) didampingi Marketing Director Naoyuki Tada (kanan), berbincang dengan pemenang hadiah utama undian Festival Rumah Impian Hery Sanjaya, di Jakarta, Selasa (17/10). PGI melalui melalui program Festival Rumah Impian, mendukung program Sejuta Rumah pemerintah yang hingga tahun 2025 diperkirakan kebutuhan rumah di Indonesia mencapai 30 juta unit rumah. ANTARA FOTO/Audy Alwi/ama/17.

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan supaya semua masyarakat bisa memiliki rumah. Di era kepemimpinannya Presiden membuat program satu juta rumah setiap tahun khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Namun dalam kenyataan pada tiga tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, program satu juta tidak ada yang tercapai satu pun. Dari data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun ini realisasi program satu juta rumah mencapai 700.000.

“Setiap tahun ada 1 juta rumah untuk MBR. Dari APBN dan swasta saat ini 2015 itu 700.000, 2016 ada 800.000 dan 2017 700.000. Jadi sekitar 2,2 juta dari target setiap tahun total 3 juta. Ini perumahan itu 74%, jadi 2,2 juta terhadap target ideal 3 juta,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) PUPR Danis Sumadilaga, di Kantor Staf Presiden, Istana Negara, Jakarta, Selasa (17/10).

Danis mengatakan, ada keterbatasan anggaran negara dalam membangun program satu juta rumah. Untuk itu ke depan PUPR mendorong swasta terlibat dalam pembangunan rumah, termasuk dalam menggarap proyek TOD yang sedang digagas oleh Kementerian BUMN.

“Kita dorong swasta bagaiamana membuat rusun kaya TOD, seperti kemarin kita dorong BUMN bersama KAI, buat TOD-TOD. Seperti di Pocin bisa 3.000 unit, kita dorong swasta menggunakan aset yang ada dengan mendorong kriteria tetap untuk MBR.

Jadi itu nanti menambah jumlah rumah.Kuncinnya mendorong swasta untuk itu,” ujarnya.

BTN Biayai 1,44 Juta Rumah
Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat telah membiayai 1,44 juta unit rumah dalam program Sejuta Rumah sejak diluncurkan Presiden Jokowi pada 29 April 2015 di Unggaran, Jawa Tengah. Adapun nilai penyaluran kredit properti, baik berupa KPR maupun kredit konstruksi mencapai Rp155,9 triliun.

“Kontribusi BTN sebagai integrator dalam program sejuta rumah tidak hanya dalam soal akses pembiayaan bagi seluruh lapisan nasabah, tapi juga dalam menyokong sisi pasokan dengan kredit konstruksi bagi para pengembang,” ujar Direktur Utama BTN Maryono saat menjadi pembicara bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam acara dialog bertajuk “Sukses Indonesiaku ke-4” di Museum Kereta Api Ambarawa, Jawa Tengah, baru-baru ini.

Menurut Maryono, tahun ini BTN menargetkan penyaluran kredit konstruksi dan KPR untuk 666.000 unit rumah hingga akhir tahun dalam mendukung program Sejuta Rumah terdiri dari 504.122 unit untuk KPR Subsidi dan 161.878 unit untuk konstruksi rumah nonsubsidi serta penyaluran KPR Nonsubsidi.

Sementara per September 2017, BTN sudah merealisasikan KPR untuk sekitar 167.000 unit rumah, yang 130.000 unit di antaranya KPR Subsidi.

Sementara yang mengalir dalam bentuk kredit konstruksi terdistribusi untuk kurang lebih 300.000 unit rumah. Untuk menyukseskan program Sejuta Rumah, Maryono menjelaskan, perlunya sinergi dari seluruh stakeholder, baik perbankan, pemerintah pusat, daerah, dan pihak pengembang.

Maryono menambahkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR telah banyak memberikan dukungan di antaranya alokasi anggaran KPR Subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), kemudahan perizinan bagi pengembang untuk mendirikan rumah bagi MBR lewat paket kebijakan ekonomi XIII, dan pelonggaran loan to value atau rasio kredit terhadap agunan untuk KPR.

Sementara untuk meningkatkan pasokan perumahan, kata dia, BTN juga berupaya menciptakan para calon developer lewat Housing Finance Center (HFC). HFC bermitra dengan banyak pihak, baik institusi pendidikan formal maupun para developer lewat aneka pendidikan dan pelatihan.

Dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) lewat program mini MBA In Property, BTN telah mewisudakan 1.000 orang yang siap terjun di dunia properti. Sementara dengan asosiasi pengembang, seperti REI dan Apersi, setidaknya lebih dari 10.000 orang yang juga siap menjadi calon developer.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, sebelum program Sejuta Rumah digulirkan, pembangunan rumah setiap tahunnya hanya berkisar 200.00 unit. Namun, setelah program Sejuta Rumah digulirkan pada 2015kenaikannya sampai empat kali lipat. “Sebelum 2015 pencapaiannya hanya 200.000 unit rumah.

Setelah ada program sejuta rumah naiknya empat kali,” kata Basuki. Menurut Basuki, pada 2015 dalam program Sejuta Rumah berhasil dibangun 669.000 unit, kemudian pada 2016 naik menjadi 805.000 unit, dan tahun ini ditargetkan 900.000 unit.

“Untuk percepatan ini kita gerakkan BTN dan REI, Apersi untuk mengurangi backlog perumahan yang mencapai 11,6 juta unit rumah,” kata Basuki. (ozc)

Tinggalkan Balasan

Close Ads X
Close Ads X