Sengketa Buruh di Tiongkok

Pengusaha AS Masih Disandera

 SANDERA. Chip Starnes, direktur perusahaan alat-alat medis yang berpusat di Florida, menggunakan telepon genggam sementara Chu Liang (tengah), ketua serikat pekerja Huairou bagian hak dan kepentingan, berbicara dengan seorang pekerja sebelum Starnes mengadakan konferensi pers di pabriknya di pinggiran Beijing, pekan lalu.  Starnes yang disandera oleh pekerja pabrik sejak hari Jumat, mengatakan pertikaian yang membuatnya ditahan akibat kesalahpahaman mengenai upah.

SANDERA. Chip Starnes, direktur perusahaan alat-alat medis yang berpusat di Florida, menggunakan telepon genggam sementara Chu Liang (tengah), ketua serikat pekerja Huairou bagian hak dan kepentingan, berbicara dengan seorang pekerja sebelum Starnes mengadakan konferensi pers di pabriknya di pinggiran Beijing, pekan lalu. Starnes yang disandera oleh pekerja pabrik sejak hari Jumat, mengatakan pertikaian yang membuatnya ditahan akibat kesalahpahaman mengenai upah.

Beijing| Jurnal Asia

Chip Starnes, pemilik Specialty Medical Supplies, Florida, sejak Jumat lalu disandera di dalam pabrik akibat sengketa buruh. Pria 42 tahun ini berkata secara fisik dia baik-baik saja, namun para buruh berusaha mengintimidasinya.

Menurut Starnes, sekitar 100 buruh menuntut adanya kompensasi menyusul rumor bahwa ia akan menutup pabrik itu. Namun Starnes berkata, ia hanya memindahkan bagian produksi ke India karena lonjakan biaya di Tiongkok, namun pabrik tetap dibuka.

Dalam pertemuan singkat dengan pers, ia optimis masalah ini bisa diselesaikan segera.

“Mereka ingin uang yang banyak, siapa tidak mau? Semua mau, terlepas dari perbuatan mereka. Saya kira mereka ingin bagiannya, mereka khawatir pada sisi keamanan. Siapa pun ingin pekerjaannya berjalan lancar. Jadi anda tahu beberapa hal dan rumor yang muncul. Saya pikir jika kedua pihak lebih fleksibel akan menyelesaikan sengketa in,” papar Starnes.

Namun seorang aparat berkata pada pers, bahwa sejauh ini belum ada kemajuan yang signifikan.
Dia menambahkan bila Starnes tidak membayar kompensasi untuk dua bulan, dikhawatirkan pabrik akan ditutup tanpa membayar gaji para buruh. (int)

Close Ads X
Close Ads X