RI Kejar Swasembada Daging

Jakarta – Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan, pemerintah sedang menggenjot swasembada pangan, salah satunya daging. Swasembada protein yang sumbernya tidak hanya dari daging sapi dan kerbau, tetapi juga dari keanekaragaman ternak.

“Kami juga melakukan penguatan peningkatan produksi dan reproduksi ternak kecil seperti kambing, domba, unggas, kelinci, sapi perah serta ikan yang jumlahnya melimpah,” tegasnya.

Ketahanan pangan, lanjut Ketut, tidak hanya soal ketersediaan pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengaksesnya (termasuk membeli) dan tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak manapun.

“Untuk protein hewani asal ternak, kita sebenarnya sudah swasembada daging ayam, bahkan telah mampu mengekspor ke Papua Nugini dan telur ayam tetas (hatching eggs) ke Myanmar, dan telah mengekspor daging ayam olahan ke Papua New Guiniea,” terang Ketut

Selain itu Jepang dan Timor Leste siap menerima daging ayam olahan asal Indonesia. Pemerintah saat ini terus melakukan upaya untuk membuka negara baru tujuan ekspor daging ayam olahan, untuk mencegah terjadinya kelebihan pasokan daging ayam di dalam negeri serta produk unggas lokal. Sedangkan untuk komoditas kambing dan domba, saat ini sudah dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan sedang proses persiapan ekspor ke Brunei Darussalam dan Malaysia.

Terkait pemenuhan daging dalam negeri dan tercapainya swasembada protein hewani nasional, lanjutnya, percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau sangat diperlukan. Saat ini produksi daging sapi lokal memang belum mencukupi kebutuhan nasional atau baru sekitar 60,9%. Prognosa produksi untuk tahun 2018 sebesar 403.668 ton, sedangkan perkiraan kebutuhan sebanyak 663.290 ton.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), penyediaan sapi potong dan daging sapi dalam negeri selama ini 98% berbasis peternakan rakyat. Peternakan sebagai lokomotif pembangunan pertanian adalah suatu keniscayaan apabila 4.204.213 Rumah Tangga Peternak/RTP (Sensus Pertanian 2013) yang menguasai lebih dari 98 persen ternak di Indonesia tersebut diorganisasi dan dikonsolidasikan dengan baik. (dc/van)

Close Ads X
Close Ads X