Panutan Wanita Tiongkok

panutan wanita tiongkokKriteria dari wanita tradisional adalah diturunkan dari pemikiran ideal orang orang jaman dahulu kala mengenai gabungan antara Surga dan dunia manusia dan juga nilai nilai moral tradisional.

Buku I Ching (Buku Perubahan) yang mengatakan bahwa “yin” dan “yang” berarti adalah “jalan.” “Yin” dan “Yang” adalah dua materi yang berbeda, dan masing-masing memiliki sifat bawaan yang berbeda. “Qian” (Sang Pencipta, Surga) dan “Kun” (Penerima, Bumi) adalah dua contoh dari yin dan yang. “Pergerakan dari Surga adalah penuh dengna kekuatan. Dengan demikian, orang-orang yang unggul berusaha membuat diri mereka kuat dan tak kenal lelah.

Sedangkan kondisi bumi adalah salah satu dari pengabdian yang reseptif. Sehingga, orang-orang unggul memiliki karakter yang luas untuk membawa dunia luar.”

Feminin dan maskulin adalah manifestasi dari karakter. Berkaitan dengan manusia, pria adalah maskulin dan wanita adalah feminine; kekerasan dan kelembutan saling berkaitan dengan demikian akan menimbulkan keharmonisan. Ini adalah kode etik dan etika yang dibentuk setelah “Cara Besar” diterapkan di dunia manusia.

Terdapat deskripsi yang lebih mendetail pada jaman kuno yang berkaitan dengan standard moral bagi wanita. Kitab Ritus, Chou Ritus, Buku Agung, Biografi dari Wanita Teladan dan buku klasik lainnya menjabarkan standard dan permintaan yang jelas, juga mengandung tanggung jawab teladan dari wanita kuno.

Wanita tradisional seharusnya lembut dan berbudi luhur, baik dan juga terkendali, dan juga memiliki sifat elegan yang timbul secara alami dari dalam diri karena dia memiliki hati yang bagus. Apa yang membuat wanita tersebut benar-benar cantik adalah karena dia memiliki sifat baik hati.

Berikut ini adalah contoh Permaisuri dari jaman China kuno yang dapat digunakan sebagai suri teladan. Mereka memberikan contoh yang baik sebagai seorang isteri yang berbudi luhur dan juga sebagai permaisuri yang baik.

Permaisuri Yin Lihua dari Dinasti Han Timur Yin Lihua dari Xinye, Nanyang, adalah Permaisuri kedua dari Kaisar Pendiri, Liu Xiu dari Dinasti Han Timur. Beliau adalah keturunan dari Guan Zhong, perdana menteri ternama dari Negara Qi dalam Periode Musim Semi dan Musim Gugur.

Lima tahun setelah Kaisar Liu Xiu menyatukan negara, Yin Lihua diangkat menjadi permaisuri. Menurut catatan sejarah, Permaisuri Yin sangatlah berbelas kasih dan sangat saleh. Ketika ayahnya meninggal dunia ketika Yin berumur tujuh tahun. Yin menangis setiap kali ayahnya disebut sebut dalam pembicaraan meskipun ayahnya telah mangkat selama beberapa puluh tahun. Permaisuri Yin sangatlah anggun dan lembut, rendah hati dan juga hemat. Beliau menjadi contoh yang baik bagi seorang isteri baik yang berbudi luhur dan permaisuri yang baik untuk generasi berikutnya.

Setelah Dinasti Han Timur didirikan, Kaisar tidak memiliki seorang permaisuri, sehingga Guo Shengtong dan Yin Lihua kemudian dimahkotai sebagai Selir Kerajaan. Pada waktu itu, Guo melahirkan seorang anak laki-laki, Liu Jiang, yang menjadi Putera Mahkota, tetapi Kaisar Liu Xiu ingin sekali menjadikan Yin menjadi Permaisurinya karena “sifat keibuannya yang menjadi teladan.” Yin sangatlah rendah hati dan dia menolak posisi Permaisuri. Liu Xiu kemudian mengangkat Guo Shengtong menjadi permaisuri.

Kaisar Liu Xiu kemudian ingin menganugrahkan gelar kebangsawanan kepada adik Yin Lihua, tetapi Yin juga menolaknya. Kaisar kemudian ingin memberikan perhiasan kepada Yin, dan Yin juga menolaknya, dengan mengatakan bahwa negara masih belum stabil, masih banyak yang harus dilakukan, dengan memiliki perhiasan mewah tersebut bukankah telah melakukan pemborosan?

Setelah 17 tahun, Kaisar Guangwu membuang Permaisuri Guo karena “permaisuri selalu mengeluh tentang segala sesuatu,” dan dengan demikian menjadikan Yin menjadi permaisuri.

Permaisuri Yin tetap menjaga sifat rendah hati dan memohon kepada Liu Xiu untuk memperlakukan Permaisuri yang dibuang Guo Shengtong, yang meskipun hampir selalu memfitnah Yin, dengan penuh belas kasih. Selain itu, Permaisuri Yin juga menjaga dan merawat putera mahkoa yang digulingkan, Liu Jiang, dan juga adiknya Liu Yan, Pangeran Zhongshan. Permaisuri Yin selalu meminta kepada anak dan cucunya untuk selalu memperlakukan keluarga Guo Shengtong seperti keluarga sendiri dan juga menganggap Guo Shengtong sebagai ibu dan nenek mereka.

Kaisari Ming dari Dinasti Han Liu Zhuang melalukan seperti yang dikehendaki, dan cucu Yin, Liu Da, Kaisar Zhang dari Dinasti Han selalu memperlakukan keluarga Guo penuh kasih sayang.

Sepanjang Dinasti Han berikutnya, tidak pernah ada kejadian putera mahkota yang digulingkan atau permaisuri yang dibunuh. Perilaku bermoral ini tidak dapat dipisahkan dari perilaku Liu Xiu dan Yin Lihua yang menjadi teladan, dan perilaku tersebut diturunkan sebagai moto dari keluarga.

Permaisuri Ma Mingde dari Dinasti Han Timur

Permaisuri Ma Mingde adalah anak dari Ma Yuan, jendral yang terkenal dari Dinasti Han Timur di China. Beliau sangatlah terkenal karena berhasil menahan serangan ke China pada masa Kaisar Guangwu (13 Januari 5SM – 29 Maret 57). Akan tetapi, beliau kemudian dijebak dan kehilangan jabatannya karena beliau melawan menantu laki-laki kaisar, Liang Song. Pada masa itu, anak perempuannya yang ketiga, Ma Mingde, baru berumur 10 tahun, tetapi Mingde telah dapat mengurus masalah rumah tangga. Mingde menjaga seluruh keluarga dan mampu berinteraksi dengan anggota keluarga seperti layaknya orang dewasa.

Pada tahun 52M, Ma Mingde yang berumur 13 tahun, ditunjuk untuk melayani putera mahkota Liu Zhuang. Ketika berada di dalam istana, dia juga menjaga permaisuri dan memperlakukan semua wanita istana dengan penuh kesopanan dan etika.

Pada tahun 57M, Pangeran Liu Zhuang diangkat menjadi kaisar, dan Ma Mingde diangkat menjadi permaisuri karena memiliki hati yang baik. Permaisuri Ma tidak hanya memiliki karakter yang agung tetapi juga sangat cerdas dan berbakat. Permaisuri Ma dapat menghafal Yi Ching dan juga mempelajari buku klasik Konfusius seperti Kitab Musim Semi dan Musim Gugur, Kitab Song dan Ritus Zhou.

Permaisuri Ma sangat baik hati dan juga pemaaf. Beliau sangatlah rendah hati, penuh hormat dan juga hemat. Beliau tidak menyukai pesta, tetapi beliau sangatlah ramah dan mudah didekati. Beliau biasanya memakai pakaian yang terbuat dari kain yang terjangkau. Permaisuri Ma hanya akan memakai pakaian yang terbuat dari sutera mahal dan dibordir mewah untuk upacara negara. Beliau sangatlah dihormati oleh wanita-wanita dalam istana.

Permaisuri Ma tidak terlibat dalam politik, tetapi dia memiliki opininya sendiri. Pada tahun 70M, saudara tiri kaisar, Liu Ying berusaha untuk menggulingkannya dan ditangkap. Kaisar tidak tega untuk menjatuhkan hukuman mati, sehingga Liu Ying hanya ditanggalkan gelarnya sebagai Pangeran dan diasingkan ke Kabupaten Danyang, yang pada saat ini adalah Provinsi Anhui, China.

Setelah Liu Ying tiba di Kabupaten Danyang, dia lalu buhun diri. Kaisar curiga bahwa saudara tirinya dipengaruhi untuk melakukan makar dan memerintahkan untuk dilakukan penyelidikan. Banyak orang yang dituduh. Banyak pejabat pengadilan berusaha untuk berbicara kepada kaisar untuk menghentikan penyelidikan, tetapi Kaisar tidak ingin mendengar. Permaisuri Ma tahu bahwa banyak orang yang ditangkap adalah tidak bersalah, sehingga menjadi sangat khawatir.

Suatu hari ketika kaisar kembali ke tempat tinggal mereka, Permaisuri memohon untuk tidak membuat hal menjadi lebih buruk lagi. Ekspresi kesedihan di muka permaisuri menyentuh hati sang kaisar. Pada bulan Februari tahun ke-15 pemerintahannya, kaisar memerintahkan pengampunan besar-besaran, termasuk kepada penghianat, dan para kriminal yang sebelumnya tidak pernah diberikan. Banyak nyawa terselamatkan karena Permaisuri Ma Mingde.

Setelahnya kaisar menyadari bahwa permaisuri memiliki pandangannya sendiri terhadap politik. Ketika terjadi masalah yang diperdebatkan oleh para pejabat istana, kaisar sering kali meminta pendapat permaisuri. Banyak masalah terselesaikan dengan bantuan permaisuri. Akan tetapi, permaisuri tidak pernah menyebutkan permasalahannya sendiri, termasuk diantaranya tuduhan palsu terhadap ayahnya. Meskipun permaisuri sangat mencintai ayahnya, dia tidak pernah meminta bantuan kaisar untuk membantunya, sehingga kaisar menjadi lebih menghargai permaisuri Ma.

Permaisuri Ma tidak memberikan keturunan kepada kaisar, sehingga kaisar kemudian memintanya menjadi ibu dari anak yang didapatkan bersama dengan Selir Jia.

Permaisuri Ma menjaga anak tersebut dengan sepenuh hati. Beliau bersikeras menjaganya sendiri hingga menjadi lelah. Permaisuri dan anak tersebut memiliki ikatan hubungan yang sangat kuat, seperti layaknya ibu dan anak.

Pada tahun 75M, kaisar mangkat. Putera Mahkota Liu Tan diangkat menjadi Kaisar Zhang. Permaisuri kemudian diangkat sebagai Ibu Suri. Kekeringan melanda pada tahun ke-2 dari pemerintahan kaisar baru. Pejabat istana berusaha untuk menyenangkan hati Ibu Suri dengan mengatakan bahwa kekeringan terjadi akibat amarah langit karena tiga saudara dari Ibu Suri belum mendapatkan gelar kebangsawanan. Akan tetapi, Ibu Suri Ma tidak setuju dengan saran mereka. Sebaliknya, beliau malah mengeluarkan dekrit untuk mengutuk proposal tersebut. Ketika Kaisar Zhang membaca dekrit tersebut, dia sangat kecewa dan berkata kepada Ibu Suri Ma,”Ibu, menganugrahkan gelar kebangsawanan kepada adik-adik ibu, adalah selayaknya seperti memberikan gelar bangsawan kepada pangeran. Ibu, anda mungkin ingin tetap rendah hati, akan tetapi hal ini akan menjadikan saya tidak hormat kepada paman paman saya? Selain itu, salah satunya telah sangat tua dan kedua lainnya sakit. Saya tidak pernah mendapat kesempatan untuk melakukan sesuatu untuk mereka jika mereka telah meninggal sebelum saya sempat menganugrahkan gelar kebangsawanan kepada mereka.”

Ibu Suri Ma menjelaskan,”Ini adalah keputusan yang berat. Saya tidak berusaha untuk menjaga reputasi saya dengan mengorbankan kepentingan Kaisar. Faktanya adalah keluarga Ma belum pernah mencapai sesuatu bagi negara sehingga layak untuk diberikan gelar kebangsawanan. Sekarang ini negara sedang dilanda kekeringan, seluruh bangsa sedang menghadapi saat saat sulit. Jika Kaisar tetap memberikan gelar kebangsawanan kepada adik-adik saya, hal ini akan bertentangan dengan kehendak saya dan anda tidak menghormati saya. Jika kaisar tetap bersikeras memberikan gelar kepada mereka, tunggulah pada saat tidak terjadi musibah atau perang.”

Empat tahun setelah Kaisar Zhang memerintah, China bebas dari perang dan juga musibah. Dan saat itulah saat yang tepat bagi Kaisar Zhang untuk memberikan gelar kebangsawanan kepada tiga pamannya.

Ketika Ibu Suri Ma mendengar berita tersebut, beliau menasehati adik-adiknya untuk tidak rakus dan meminta pengertian mereka akan posisinya. Tiga adiknya menerima gelar kebangsawanan, tetapi mereka mengundurkan diri dari panggung politik.

Kaisar dari Dinasti Han Timur kebanyakan sangat muda ketika mereka memegang tampuk kekuasaan. Ibu mereka yang muda kebanyakan harus tergantung pada saudara laki-laki mereka untuk membantu mereka memerintah. Permaisuri Ma adalah pengecualian. Beliau bahkan melarang saudara laki-lakinya untuk berkecimplung di dunia politik. Permaisuri Ma sangat rajin, rendah hati, penuh hormat, berpendidikan, bijaksana dan juga setia. Beliau mangkat pada usia 41 tahun pada tahun 79M.

Pemerintahan Kaisar Ming dan Kaisar Zhang sangatlah sukses, dan hal tersebut banyak sekali kaitannya dengan Permaisuri Ma. Pada buku lanjutan mengenai Biografi Wanita Terhormat di China, Permaisuri Ma digambarkan sebagai: “Dari segi administrasi rumah tangga, beliau adalah teladan untuk semua wanita. Dari segi administrasi negara, beliau adalah teladan untuk semua permaisuri.” (int)

Close Ads X
Close Ads X