Bagan Siapiapi | Jurnal Asia
Acara bakar tongkang berakhir sudah. Puncak perayaan bakar tongkang yang dihadiri oleh Menteri Kordinator dan Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono itu ditandai dengan jatuhnya tiang layar tongkang yang dipercayai dapat menentukan nasib warga Tionghoa, mengarah ke laut.
“Hoyaaaaa” Teriak warga Tionghoa menyaksikan tiang layar replika kapal tongkang jatuh ke arah laut. “Ini pertanda ada perimbangan rezeki antara di laut dan di darat,” kata Ah Han salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi kepada Jurnal Asia, kemarin.
Walaupun tamu yang datang untuk mengikuti dan menyaksikan perayaan bakar tongkang tahun ini tidak seramai tahun lalu, namun menurut Badriani selaku Kabid Pariwisata dan Perizinan Hotel, hampir 19 hotel dan wisma yang menyediakan 673 kamar sudah terisi penuh. “Sebagian tamu ada juga menginap di rumah keluarga mereka,” ungkapnya.
Ritual yang digelar setiap tanggal 15-16 bulan Mei tahun Imlek, dimana tahun ini bertepatan pertengahan bulan Juni 2014. Bagi warga Bagansiapiapi, ritual bakar tongkang jauh lebih sakral dibandingkan dengan perayaan Imlek maupun Cap Go Meh. Sebabnya, hampir seluruh warga Tionghoa kelahiran Bagansiapiapi “mudik” dari seluruh daerah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia dan Taiwan.
Menko Kesra, Agung Laksono menyatakan apresiasinya atas penyelenggaraan ritual bakar tongkang di Bagansiapiapi. “Acara ritual ini sudah terpatri di hati masyarakat Tionghoa dan juga masyarakat Indonesia umumnya. Karena event ini sudah menjadi agenda pariwisata nasional,” kata Agung yang didampingi Kapolda Riau Brigjen Condro Kirono, Danrem Wirabima Agus Irwanto, Gurbernur Riau H Annas Maamun dan Bupati Rokan Hilir Suyatno AMP.
Agung mengungkapkan, acara ritual bakar tongkang merupakan salah satu perwujudan keanekaragaman dan pemerintah pusat sangat memperhatikannya. Untuk itu, pemerintah sangat mendukung karena melalui acara ini, juga meningkatkan ekonomi kreatif di Kota Bagansiapiapi.
Semarak sebelum perayaan bakar tongkang juga tampak dengan hadirnya artis dari Taiwan dan Malaysia, yang menghibur tamu terpusat di jantung Kota Bagansiapiapi. Panggung yang didukung lampu dengan cahaya lampu ribuan watt, juga disiarkan secara langsung melalui siaran TV lokal.
Selain hiburan musik secara live, Pemerintah Rokan Hilir juga menyediakan stand bazaar bagi pedagang yang datang mayoritas berasal dari luar daerah untuk menjajakan dagangannya. Ketika peresmian bazaar, Setda Rokan Hilir, M Job Kurniawan mengaku senang.
Hal itu ditunjukkannya ketika melihat dagangan yang dipajang, kebanyakan merupakan kebutuhan masyarakat sehari hari dengan harga terjangkau. Akan tetapi, ada catatan yang perlu diperhatikan seperti yang disampaikan Setda yakni banyak pelaku ekonomi kreatif dari luar daerah, yang perlu mendapat perhatian bagi pengusaha mikro lokal untuk dapat dijadikan contoh.
“Kita melihat ada baju dengan harga yang murah dan juga kerajinan tangan yang sangat bagus buatannya. Alangkah bagusnya kalau yang dipajang itu adalah produk kerajinan lokal dan untuk itu, kita sangat berharap agar Disperindag, Dinas koperasi dan UKM dapat mewujudkan program ekonomi kreatif lokal untuk meningkatkan perekonomian daerah,” kata Job kepada Jurnal Asia.
Seperti disampaikan Tokoh Masyarakat Tionghoa, Anton Guitama atau lebih akrab disapa Sam Tong, kisah perayaan ritual bakar tongkang bermula ketika pada suatu masa dahulu sekelompok orang bermarga ANG dari Fujian, Tiongkok berkeinginan untuk mengubah keberuntungan nasib di negeri orang.(Amrial)
Menko Kesra Hadiri Penutupan Perayaan Bakar Tongkang
Posted 16 Jun 2014 09:32, 584 views