Seoul| Jurnal Asia
Korea Selatan dan Korea Utara akhirnya sepakat membuka kembali kawasan industri Kaesong, setelah ditutup Korut sejak April lalu. Kata sepakat tercapai usai kedua delegasi bertemu pada Sabtu kemarin, 6 Juli di zona demiliterisasi, perbatasan Desa Panmunjom.
Menurut harian Telegraph, Minggu (7/7), kesepakatan yang masih bersifat tentatif itu ditandatangani pada pukul 4.05 pagi waktu setempat setelah berunding hampir 16 jam. Menurut kepala delegasi Korea Selatan, Suh Ho, setelah tercapai kesepakatan ini, akan diadakan pertemuan lanjutan pada Rabu 10 Juli mendatang.
“Pembicaraan lanjutan akan dilakukan di kawasan industri dengan tujuan untuk memulai kembali operasi, mencegah aksi penutupan serupa dan menormalisasi kawasan itu secepatnya,” ujar Suh Ho kepada media.
Dalam pembicaraan, menyiratkan Korut tidak akan lagi menutup secara sepihak komplek industri Kaesong. “Saya menilai mereka kali ini berkomitmen untuk mengatasi permasalahan ini,” kata Suh Ho.
Dengan adanya kesepakatan ini, maka pengusaha dan insinyur asal Korsel dapat mulai memasuki kawasan Kaesong mulai Rabu mendatang untuk meninjau pabrik mereka. Selain itu mereka juga diizinkan untuk mengambil bahan mentah dan produk jadi yang telah terabaikan di sana selama tiga bulan.
Pembicaraan mengenai teknis pembukaan kawasan itu juga akan dilakukan pada Rabu mendatang. Sementara menurut kantor berita pemerintah milik Korut, KCNA melaporkan kedua negara Korea akan memastikan bahwa daerah Kaesong akan dibuka kembali.
Namun itu semua tergantung dari kesiapan masing-masing negara. Kawasan yang dibangun pada 2004 ini ditutup Korut pada 9 April sebagai bentuk kemarahan terhadap sanksi tambahan yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB.
Pulangkan Pekerja
Korut akhirnya menarik 53 ribu pekerjanya yang bekerja di 123 pabrik milik Korsel. Hal yang sama juga dilakukan Negeri Ginseng, dengan menarik para manajer mereka dari Kaesong.
Terakhir para pekerja Korsel ditarik pada Mei. Korut mengklaim aksi penutupan yang mereka lakukan sebagai kesalahan dari Korsel dan AS.
Sementara Korsel mengatakan sejak kawasan industri Kaesong ditutup, para perusahaan yang ada di sana mengalami kerugian sekitar 1,1 miliar Won atau Rp9,2 miliar selama tiga bulan.
Menurut Telegraph, pertemuan ini turut dibantu tekanan dari sekutu Korut, China, yang meminta Pyongyang untuk menurunkan ketegangan di kawasan Semenanjung Korea.
Hal itu terungkap saat diadakan pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Barack Obama dan Presiden Xi Jinping pada Juni kemarin di Sunnyland, California. Kedua pemimpin sepakat mengutuk aksi agresif yang terus dilakukan oleh negara pimpinan Kim Jong-un itu. (int)