Jember| Jurnal Asia
Sejumlah orang tua peserta mengaku dapat mengenalkan budaya dan kesenian sejak dini kepada anaknya yang menjadi peserta Jember Fashion Carnaval (JFC) Kids di alun-alun Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (27/8).
Orang tua peserta JFC Kids, Sofi, mengaku senang anaknya bisa berpartisipasi dalam kegiatan JFC dan busana dengan tema Reog itu dibuat bersama-sama anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar. “Saya bersama anak saya Talita merancang busana ini selama satu bulan lebih dan mendapat bimbingan dari JFC, sehingga ia juga banyak tahu tentang kesenian Reog,” tuturnya.
Menurutnya, biaya yang dihabiskan untuk membuat kostum defile Reog mencapai Rp4 juta karena berbagai ornamen detil cukup banyak seperti sayap, manik-manik dan bulu-bulu yang ditempel.
“Saya suka memilih kostum Reog karena merupakan kesenian Indonesia yang harus dilestarikan dan kami juga cukup puas dengan kostum ini,” paparnya.
Talita yang merupakan siswa SDN Jember Lor 1 mengaku bangga bisa memakai kostum Reog yang merupakan kesenian tradisional Indonesia, terutama Ponorogo. “Awalnya saya tidak terlalu tahu tentang Reog, namun dengan menjadi peserta JFC defile Reog maka semakin tahu warisan budaya Indonesia itu,” katanya.
Sebanyak 400 anak-anak dari sekolah dasar dan taman kanak-kanak memeriahkan JFC Kids antara lain SDN Jember Lor 1, SDN Karangrejo 2, SDN Patrang 1, TK Pembina, dan TK Al-Baitul Amin.
“Ada 10 defile yang ditampilkan oleh ratusan peserta JFC Kids dengan tema utama JFC ke-14 adalah Outframe yang menampilkan 10 defile yakni Majapahit, Ikebana, Fossil, Parrot, Circle, Pegasus, Lionfish, Egypt, Melanesia dan Reog,” kata Presiden JFC Dynand Fariz.
Dengan defile Majapahit dan Reog, lanjut dia, dapat memberikan edukasi dan kecintaan anak-anak sejak dini terhadap budaya dan kesenian Indonesia, sehingga dapat melestarikan warisan budaya.
“Tidak hanya defile Reog dan Majapahit, namun ada beberapa budaya dari negara lain seperti ikebanadari Jepang dan egypt, sehingga mereka juga bisa mengenal berbagai budaya dengan mengimplementasikan dalam kostum yang mereka gunakan,” paparnya.
Karnaval Dunia
Presiden Jember Fashion Carnaval (JFC) Dynand Fariz mengemukakan kegiatan yang dikelolanya dapat mewujudkan Kabupaten Jember, Jawa Timur, menjadi sebuah kota karnaval dunia yang dapat menarik wisatawan mancanegara.
“Jember dulu sebagai kota kecil yang kurang dikenal, namun kini dicatat sebagai kota karnaval ke-4 dunia,” katanya pada diskusi “Carnaval Conference” dengan tema “Dari Kota Kecil Menjadi Kota Karnaval Dunia”.
Menurutnya konsistensi dan kerja keras JFC dengan dukungan semua pihak maka nama Jember bisa mendunia karena JFC sering diundang dalam berbagai even internasional di beberapa negara.
“JFC merupakan bukti dahsyatnya karnaval sebagai ‘city branding’ dan dengan kegiatan JFC yang semakin eksis maka diharapkan Jember dikenal sebagai kota karnaval dunia semakin berkibar,” tuturnya.
Parade busana yang unik dan spektakuler sepanjang 3,6 kilometer, lanjut dia, mampu menyedot perhatian wisatawan domestik dan mancanegara karena para wsatawan sudah mengagendakan jauh-jauh hari untuk menonton JFC di Jember.
“Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Jember, maka ekonomi lebih bergairah dan investasi di bidang hotel dan restoran di Jember juga semakin meningkat,” katanya.
Dynand berharap JFC dapat memberikan inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk memiliki spesial kegiatan yang berbasis keunikan budaya lokal, sehingga dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat dan destinasi wisata.
Sementara pakar pariwisata yang juga pengurus Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI), Akhyarudin, mengatakan Jember dengan JFC-nya sangat luar biasa karena dapat menginsprasi daerah-daerah lain untuk menggelar kegiatan karnaval yang mendunia.
“JFC memiliki peluang bisnis yang cukup besar untuk dikembangkan mendongkrak perekonomian dan pariwisata Jember. Hal itu akan menjadi contoh bagi daerah lain,” kata mantan Dirjen Pengembangan Pariwisata Kementerian Pariwisata itu.
Dalam “Carnaval Converence” tersebut juga dihadirkan Hendrik Engelking dari Jerman dan Ida Bagus Lolec dari Pacific World Nusantara. Rangkaian JFC International Event (JIE) digelar sejak 26-30 Agustus yakni JFC Exhibition, JFC KIds, JFC Art Wear, Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI) dari talent berbagai provinsi, dan Grand Carnival JFC di alun-alun Jember. (ant)