“Jfc Kids” Kenalkan Budaya Sejak Dini

Sejumlah peserta anak - anak mengikuti Jember Fashion Carnaval (JFC) Kids di Jember, Jawa Timur, Kamis (27/8). JFC Kids ke-14 tersebut diikuti 440 peserta dengan sepuluh defile, yaitu Majapahit, Ikebana, Fossil, Parrot, Circle, Pegasus, Lion Fish, Egypt, Melanesia dan Reog. ANTARA FOTO/Seno/ama/15.
Sejumlah peserta anak – anak mengikuti Jember Fashion Carnaval (JFC) Kids di Jember, Jawa Timur, Kamis (27/8). JFC Kids ke-14 tersebut diikuti 440 peserta dengan sepuluh defile, yaitu Majapahit, Ikebana, Fossil, Parrot, Circle, Pegasus, Lion Fish, Egypt, Melanesia dan Reog. ANTARA FOTO/Seno/ama/15.

Jember| Jurnal Asia
Sejumlah orang tua peserta mengaku dapat mengenalkan budaya dan kesenian sejak dini kepada anaknya yang men­jadi peserta Jember Fashion Carnaval (JFC) Kids di alun-alun Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (27/8).

Orang tua peserta JFC Kids, Sofi, mengaku senang anaknya bisa berpartisipasi dalam ke­giatan JFC dan busana dengan te­ma Reog itu dibuat bersama-sama anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar. “Saya bersama anak saya Talita merancang busana ini se­la­ma satu bulan lebih dan men­­dapat bimbingan dari JFC, se­hingga ia juga banyak ta­hu ten­tang kesenian Reog,” tutur­nya.

Menurutnya, biaya yang di­ha­biskan untuk membuat kostum defile Reog mencapai Rp4 juta karena berbagai ornamen detil cukup banyak seperti sayap, manik-manik dan bulu-bulu yang ditempel.
“Saya suka memilih kostum Reog karena merupakan kesenian Indonesia yang harus dilestarikan dan kami juga cukup puas dengan kostum ini,” paparnya.

Talita yang merupakan siswa SDN Jember Lor 1 mengaku bangga bisa memakai kostum Reog yang merupakan kesenian tradisional Indonesia, terutama Ponorogo. “Awalnya saya tidak terlalu ta­hu tentang Reog, namun de­ngan menjadi peserta JFC defile Reog maka semakin tahu warisan budaya Indonesia itu,” ka­tanya.

Sebanyak 400 anak-anak da­ri sekolah dasar dan taman kanak-kanak memeriahkan JFC Kids antara lain SDN Jember Lor 1, SDN Karangrejo 2, SDN Pat­­rang 1, TK Pembina, dan TK Al-Baitul Amin.
“Ada 10 defile yang ditam­pilkan oleh ratusan peserta JFC Kids dengan tema utama JFC ke-14 adalah Outframe yang menampilkan 10 defile yak­ni Majapahit, Ikebana, Fossil, Par­rot, Circle, Pegasus, Lionfish, Egypt, Melanesia dan Reog,” kata Pre­siden JFC Dynand Fariz.

Dengan defile Majapahit dan Reog, lanjut dia, dapat mem­beri­kan edukasi dan kecintaan anak-anak sejak dini terhadap bu­daya dan kesenian Indonesia, seh­ing­ga dapat melestarikan wari­san budaya.

“Tidak hanya defile Reog dan Majapahit, namun ada be­be­rapa budaya dari negara lain se­perti ikebanadari Jepang dan egypt, sehingga mereka juga bisa mengenal berbagai budaya dengan mengimplementasikan dalam kostum yang mereka gunakan,” paparnya.

Karnaval Dunia
Presiden Jember Fashion Car­naval (JFC) Dynand Fariz me­nge­mukakan kegiatan yang dike­lolanya dapat mewujudkan Ka­bu­paten Jember, Jawa Timur, menjadi sebuah kota karnaval dunia yang dapat menarik wisatawan mancanegara.

“Jember dulu sebagai kota kecil yang kurang dikenal, namun kini dicatat sebagai kota karnaval ke-4 dunia,” katanya pada diskusi “Carnaval Conference” dengan tema “Dari Kota Kecil Menjadi Kota Karnaval Dunia”.

Menurutnya konsistensi dan kerja keras JFC dengan dukungan semua pihak maka nama Jember bisa mendunia karena JFC sering diundang dalam berbagai even internasional di beberapa negara.
“JFC merupakan bukti dah­syat­nya karnaval sebagai ‘city bran­ding’ dan dengan kegiatan JFC yang semakin eksis maka diharapkan Jember dikenal sebagai kota karnaval dunia semakin berkibar,” tuturnya.

Parade busana yang unik dan spektakuler sepanjang 3,6 kilometer, lanjut dia, mampu menyedot perhatian wisatawan domestik dan mancanegara karena para wsatawan sudah mengagendakan jauh-jauh hari untuk menonton JFC di Jember.

“Dengan meningkatnya kun­ju­ngan wisatawan ke Jember, ma­ka ekonomi lebih bergairah dan investasi di bidang hotel dan restoran di Jember juga semakin meningkat,” katanya.
Dynand berharap JFC dapat mem­berikan inspirasi bagi daer­ah-daerah lain untuk me­mi­liki spesial kegiatan yang ber­basis keunikan budaya lokal, sehingga dapat menumbuhkan eko­nomi masyarakat dan des­ti­n­asi wisata.

Sementara pakar pariwisata yang juga pengurus Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI), Akhyarudin, mengatakan Jember dengan JFC-nya sangat luar biasa karena dapat menginsprasi daerah-daerah lain untuk menggelar kegiatan karnaval yang mendunia.

“JFC memiliki peluang bis­nis yang cukup besar untuk dikembangkan mendongkrak perekonomian dan pariwisata Jember. Hal itu akan menjadi con­toh bagi daerah lain,” kata mantan Dirjen Pengembangan Par­i­wisata Kementerian Pari­wisata itu.

Dalam “Carnaval Converence” tersebut juga dihadirkan Hendrik Engelking dari Jerman dan Ida Bagus Lolec dari Pacific World Nusantara. Rangkaian JFC International Event (JIE) digelar sejak 26-30 Agustus yakni JFC Exhibition, JFC KIds, JFC Art Wear, Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI) dari talent berbagai provinsi, dan Grand Carnival JFC di alun-alun Jember. (ant)

Close Ads X
Close Ads X