Lubuk Pakam – Berpedoman pada semangat Sang Buddha yakni mengembangkan welasasih yang universal dan kasih sayang terhadap sesama tanpa membedakan, pada tahun 2009, Vihara Dharma Shanti Lubuk Pakam, telah membentuk yayasan pelayanan sosial dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat setempat.
Selama sekian tahun dengan setulus hati terus membantu masyarakat setempat, kini Yayasan Sosial Vihara Dharma Shanti Lubuk Pakam, telah mendapatkan pengakuan dari berbagai lapisan masyarakat sekitarnya.
Awal tahun pertama dimulainya pelayanan bakti sosial hanya membantu sebanyak 50 keluarga yang kurang mampu. Namun kini, telah meringankan beban lebih dari 2.000 keluarga kurang mampu.
Pembagian paket sembako menjelang Tahun Baru Imlek tahun ini, diselenggarakan pada 15 Januari 2017 lalu, dengan membagikan Paket Cinta Kasih Imlek untuk 350 keluarga yang kurang mampu.
Tujuannya agar mereka dapat merayakan Tahun Baru Imlek dengan hati yang bahagia dan juga bisa merasakan kehangatan dari sesama.
“Nyalakanlah sebuah pelita di sudut yang sangat gelap;dan nyalakanlah setumpuk bara di tempat yang sangat dingin,” kata Kepala Vihara Dharma Shanti Lubuk Pakam, YL Bhiksuni Miao Phin.
Hal ini merupakan gambaran bentuk semangat pelayanan sosial Vihara Dharma Shanti Lubuk Pakam bagi masyarakat yang kurangmampu, dengan mempraktekan Buddha Dharma di dalam kehidupan sehari-hari, dan mengembangkan sifat bodhi citta dalam kehidupan bermasyarakat.
Tujuannya agar Buddha Dharma dapat menyebar ke seluruh pelosok dan berbagai lapisan masyarakat setempat, sehingga sifat luhur Sang Buddha dengan semangat Metta, Karuna, Mudita dan Upekkha, dapat terwujud di dalam kehidupanse hari-hari dan bisa memberikan manfaat bagi yang lain.
Sementara itu, Sudjadi, selaku Ketua Pengurus Yayasan Sosial Vihara Dharma Shanti Lubuk Pakam menjelaskan, kegiatan pelayanan sosial Vihara Dharma Shanti ini terdiri atas enam bagian yakni, perawatan jangka panjang, mengacu pada perawatan jangka panjang bagi fakir miskin dengan memberikan bantuan rutin berupa kebutuhan materi, kebutuhan sehari-hari dan mengatasi masalah kemiskinan. Perawatan jangka panjang ini diutamakan bagi orang tua lanjut usia yang lemah, fakir miskin, tuna wisma dan anak yatim-piatu.
Perawatan bagi orang tua yang berpendapatan rendah dan hidup sendiri tanpa keluarga dengan memberikan pengobatan rutin. Pelayanan medis dengan rutin menyediakan klinik sosial pengobatan gratis bagi masyarakat setempat.
Selanjutnya pelayanan pembacaan doa bagi orang meninggal. Program anak asuh denganmemberikan beasiswa bagi yang kurang mampu, serta program tahunan pembagian sembako sesuai dengan perayaan hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri bagi umat Islam, Hari Raya Natal bagi umat Kristen dan juga Hari Raya Imlek bagi kalangan Tionghoa.
“Meski pun jaman maupun situasi dan kondisi kehidupan yang terus berubah, akan tetapi dari pengabdian pelayanan sosial kita belajar menjadi lebih baik, memberikan cinta kasih dan pengorbanan bagi yang menderita dan miskin, sehinggadapat menemukan makna kehidupan agar membuat hidup ini lebih berharga dan bermakna,” ujar Sudjadi. (rel)