Medan | Jurnal Asia
Peringatan hari ulang tahun (HUT) ke 2 Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Asahan berlangsung meriah. Acara digelar Minggu (22/11) di Hotel Bintang Jalan Imam Bonjol Kisaran dan dihadiri sejumlah tokoh masyarakat Asahan.
Suasana malam puncak pada ulang tahun organisasi ini diisi dengan berbagai hiburan seperti tari-tarian, pemotongan tumpeng dan kue. Hadir pada acara tersebut Ketua PSMTI Sumut Tongariodjo Angkasa Ginting SE MBA MM MSc, Ketua PSMTI Asahan Mulyono SL dan Sekretaris Liem Han Seng, tokoh masyarakat Buya Drs H Taufan Gama Simatupang MAP, Camat Kisaran Barat Darwinsyah Lubis, Camat Kisaran Timur Rahmat Hidayat Siregar.
Tampak juga hadir Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Asahan H Humaidi Syamsuri Pane dan rombongannya, mewakili suku-suku se Kabupaten Asahan, tokoh masyarakat serta undangan lainnya.
Ketua PSMTI Sumut Tongariodjo Angkasa Ginting SE MBA MM MSc dalam sambutannya menceritakan sekilas sejarah berdirinya PSMTI sejak 1998 dan hingga saat ini keberadaannya mencakup di 29 dari 34 provinsi se Indonesia.
Pada kesempatan itu Tongariodjo mengimbau komunitas PSMTI maupun seluruh etnis Tionghoa Asahan jangan menjadi golongan putih (golput) pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) mendatang. “Saya mengimbau agar masyarakat etnis Tionghoa jangan golput, tapi gunakanlah hak pilih kita menuju tempat pemungutan suara pada 9 Desember 2015 mendatang,” imbau Tongariodjo.
Disebutkan Tongariodjo, dari hasil rakernas PSMTI di Makassar antara lain menyatakan setiap provinsi berkomitmen menggalang dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan antar sesama etnis untuk memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lebih baik.
Tongariodjo mengaku bangga dan kagum dengan pengurus PSMTI Asahan yang dipimpin Mulyono SL dan minta keberhasilannya tersebut perlu dicontoh. Apalagi keberadaan etnis Tionghoa saat ini sudah diakui sebagai salah satu suku di Indonesia. “Meskipun usianya baru 2 tahun namun keberhasilannya membina kebersamaan dan kekompakan antar sesama etnis jauh lebih baik dari kabupaten lainnya,” ungkap Tongariodjo.
Tongariodjo yang juga Ketua Pembina Yayasan Sad Putra Persaudaraan Sumut berharap agar PSMTI Asahan bisa merangkul seluruh elemen marga Tionghoa yang ada di daerah ini untuk bergabung dengan PSMTI dan terjalin hubungan humanis sesamanya.
Sementara itu tokoh masyarakat Asahan Buya Drs H Taufan Gama Simatupang MAP menilai keberadaan etnis Tionghoa di Asahan terbina dan terjalin berjalan baik dengan sesama etnis lainnya.
“Saya senang dan terimakasih atas dukungan dan sumbangsih yang diberikan untuk pembangunan daerah ini, baik berupa bentuk pemikiran maupun materi dan lainnya,” kata Buya Taufan.
Diakui Taufan, meskipun usianya baru 2 tahun namun keberadaanya memberikan arti bagi daerah ini. Di usia yang layaknya bagaikan bayi mungil itu sedang lucu dan disenangi banyak orang. Karena itu diharapkan agar terus mensosialisasikan keberadaannya dengan sesama etnis Tionghoa lainnya untuk menjadi anggota. “Kepada pengurus diharapkan mampu mengayomi sesama anggota dan keluar menjadi panutan serta melakukan yang terbaik lagi untuk Asahan khususnya dan Sumut umumnya,” harap Taufan.
Sedangkan Ketua PSMTI Asahan Mulyono SL diwakili Sekretaris Liem Han Seng menyatakan terimakasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan pemerintah terhadap PSMTI Asahan serta PSMTI Sumut. “PSMTI Asahan siap mendukung pemerintahan Asahan untuk menjadi daerah terbaik di Sumut ataupun di tingkat nasional khususnya dalam membina kerukunan antar sesama etnis,” katanya. (rel-swisma)