Beberapa Mamalia “Terpaksa” Jadi Nokturnal

Terdesak Manusia

Kebutuhan akan lahan sering kali membuat manusia mengambil alih habitat hewan liar. Kehadiran manusia di habitat hewan ini ternyata bukan hanya mengancam keberadaan mereka.

Sebuah temuan terbaru menyebutkan jika kehadiran manusia juga “memaksa” perubahan pada pola hidup beberapa hewan mamalia. Salah satu yang paling terlihat adalah beberapa hewan yang awalnya lebih banyak beraktivitas pada siang hari terpaksa harus merubah kebiasaannya menjadi lebih dominan aktif di malam hari.

Contoh nyatanya adalah beruang madu. Sebelumnya, spesies ini menghabiskan lebih dari 80 persen waktu aktifnya di siang hari. Bahkan, dari aktivitasnya ini ia diberi julukan sun bear.

Namun habitat yang makin berkurang, mengubahnya secara dramatis menjadi mahluk yang menghabiskan 90 persen waktunya di malam hari. Hal ini ditemukan melalui sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan dari University of California, Berkeley dan Boise State University.

Mulanya, para peneliti menganalisisis perilaku 64 spesies mamalia, termasuk rusa, harimau, babi hutan dan tentu saja beruang madu. Mereka menemukan adanya peningkatan perilaku nokturnal dari kelompok hewan tersebut.

Spesies yang secara natural aktif di siang hari cenderung mengalihkan aktivitas mereka setelah gelap. Begitu juga yang terjadi pada hewan nokturnal yang memulai aktivitasnya lebih larut.

Hewan-hewan tersebut rupanya berusaha untuk menghindari interaksi dengan manusia melalui mengganti aktivitas mereka secara dramatis. Aktivitas manusia yang dimaksud adalah segala macam yang memiliki dampak terhadap habitat hewan, termasuk aktivitas mematikan seperti berburu serta pertanian dan pengembangan lahan, memanen sumber daya alam lokal, dan bahkan mendaki atau berjalanan melalui area liar. Sebagai contoh adalah olahraga berburu di Taman Nasional Hwange di Zimbabwe, mendorong antelop menghabiskan lebih banyak waktu aktif mereka di malam hari serta membatasi akses mereka terhadap air pada siang hari.

Demikian juga, pejalan kaki di Pegunungan Santa Cruz, California membuat coyote lebih aktif di malam hari. Fenomena itu memaksa mereka menemukan sumber makanan baru di antara mangsa tradisional di malam hari.

Menurut para peneliti, mamalia yang terkena imbas ini tersebar dari berbagai ukuran tubuh, jenis habitat, wilayah dunia dan juga makanan mereka. Peneliti memperingatkan pergeseran besar dalam pola perilaku alami dari begitu banyak spesies akan menganggu dinamika predator-mangsa yang telah berevolusi dari generasi ke generasi.

Efek dari fenomena ini belum diketahui. Namun bisa jadi ada dampak besar bagi lingkungan. “Kami benar-benar tidak tahu. Seluruh ekosistem mungkin dibentuk kembali oleh perilaku ini,” kata Kaitlyn Gaynor dari University of California, Berkeley dikutip dari National Geographic, Rabu (05/09). (kc/hut)

Close Ads X
Close Ads X