Seluruh Operasi Pencarian AirAsia Dihentikan


Dansatgas SAR TNI Laksda Widodo menyampaikan permohonan maaf ke keluarga korban, karena seluruh kekuatan di Selat Karimata ditarik mundur dari proses evakuasi maupun korban dari badan pesawat. Keluarga korban berharap, agar pencarian dan evakuasi terus dilakukan.

“Dari keluarga mengucapkan terima kasih kepada pihak rescue. Tapi bagi kami ini, kita tetap menginginkan keluarga kita bisa ditemukan,” ujar Dariyanto kepada wartawan di Crisis Center di Mapolda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Selasa (27/1).

Keluarga dari penumpang AirAsia QZ8501 pasangan suami istri Indriyani Fandi Santoso yang tinggal di Surabaya ini menyadari kondisi cuaca yang sulit diprediksi. Namun, keluarga korban berharap agar kerabatnya yang menjadi korban AirAsia QZ8501 dapat ditemukan meski dalam kondisi apapun.“Memang kemungkinan nggak semua bisa ditemukan. Tapi keluarga tetap berharap jasadnya bisa ditemukan apapun bentuknya,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Imam Sampurno. Ia berharap pencarian jasad korban AirAsia terus dilakukan dan belum memikirkan soal kompensasi atau asuransi.
“Kami sadar cuaca sulit diprediksi,” tutur Imam.

Imam yang kehilangan anak, menantu dan cucunya, berharap proses pencarian terus dilakukan. “Kami berharap semuanya masih terus dilakukan. Dan sekarang masih terus dikomunikasikan dengan Ba­sarnas,” jelasnya.

Tak Ada Jenazah di Badan Pesawat
Dalam beberapa hari terakhir, penyelam tidak menemukan jenazah di badan pesawat. Badan pesawat juga sulit diangkat. Hari ini, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menarik armada di perairan Karimata, Kalimantan Tengah, untuk konsolidasi.

“Tidak jadi (mendatangkan crane dari Batam). Tadi dari AirAsia sudah menyatakan tidak lagi efisien. Jadi untuk apa,” ujar Panglima Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Widodo di KRI Banda Aceh yang berada di perairan Karimata, Kalimantan Tengah, Selasa (27/1).‎‎

Widodo mengakui, dari 162 jenazah memang baru 70 yang ditemukan. Jumlah itu merupakan hasil maksimal tim SAR. Dalam beberapa hari penyelaman, tak ada lagi temuan.
“Kita sudah bersama-sama melihat badan pesawat kemarin putus, dan tidak ada jenazah yang keluar. Kita sudah mengecek patahan bagian dari sayap ke depan sepanjang 10 meter, tidak ada jenazah sama sekali,”‎ ulasnya. ‎

Widodo menjelaskan, ada perintah dari Jenderal Moeldoko agar seluruh armada kembali ke pangkalan. ‎”Panglima TNI perintahkan konsolidasi. Kalau ada perintah ke sini lagi, kami siap,”‎ tegas Widodo.

Di akhir operasi, ada KRI Banda Aceh, KRI ‎Yos Soedarso, KN Pacitan, dan Kapal Crest Onyx di perairan Karimata. KRI Banda Aceh bertolak menuju Jakarta sekitar pukul 14.00 WIB. Sedangkan kapal lain akan kembali ke pangkalan masing-masing. (dtc/ant)

Close Ads X
Close Ads X