Perajin “Teng-tengan” Mengais Rezeki saat Ramadan

Semarang|Jurnal Asia

Perajin “teng-tengan”, sejenis lampion terbuat dari kertas yang bisa menampilkan bayangan berbagai binatang, kendaraan, dan tokoh pewayangan mengais rezeki setiap Ramadan. “Ya `teng-tengan` kan memang khasnya bulan Ramadhan. Kalau dulu, digunakan untuk penerangan saat berangkat shalat tarawih atau takbiran,” kata seorang perajin “teng-tengan”, Slamet Riyadi (33), di Semarang, Jumat (12/7)
Warga berasal dari Kampung Purwosari, Perbalan, Semarang itu mengakui saat ini “teng-tengan” hanya digunakan sebagai hiasan atau mainan anak-anak, saat ramai-ramai membangunkan orang sahur atau digantung di depan rumah. Meski kian sedikit peminatnya dari tahun ke tahun, kata dia, uang yang didapatnya dari berbisnis “teng-tengan” selama Ramadhan tetap lumayan. Harga setiap lampion “teng-tengan” ditawarkan Rp10.000-Rp15.000.
“Pada Ramadan tahun lalu, saya sanggup membuat sampai 1.500 buah `teng-tengan` dan sudah habis semua. Bisa dihitung omzetnya kalau satu lampion seharga Rp15 ribu,” kata Slamet yang saat ini menetap di Kabupaten Demak itu. Pria yang sehari-hari bekerja menyewakan akuarium air laut ke sejumlah instansi itu, rela harus bolak-balik Demak-Semarang untuk meneruskan bisnis warisan ayahnya sejak beberapa puluh tahun lalu tersebut.
“Dulu, ayah saya yang menekuni bisnis `teng-tengan`. Sejak tiga tahun lalu, saya yang menggantikan membuat `teng-tengan` dibantu tiga orang warga sini (Perbalan Semarang, red.),” kata bapak tiga anak tersebut. Slamet mengaku pada Ramadan 1434 Hijriah, permintaan “teng-tengan” buatannya meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, terutama dari para pedagang luar kota yang memborong “teng-tengan” untuk dijual kembali secara eceran. Net

Close Ads X
Close Ads X