Medan | Jurnal Asia
Panglima TNI Jenderal Moeldoko memperbolehkan prajurit perempuan TNI alias Wanita TNI (Wan TNI) mengenakan jilbab dalam bertugas. Moeldoko tak menganggap pemakaian jilbab bagi Wan TNI sebagai persoalan.
Sikap Moeldoko ini diutarakannya pada kesempatan pengarahan kepada seluruh prajurit TNI bersama istri se-Sumatera Utara di hanggar Lapangan Udara Soewondo, Medan, Sumatera Utara, Jumat (22/5).
Pertama, ada salah seorang Wan TNI bernama Kapten Kes Dastria bertanya kepada Moeldoko soal penggunaan jilbab. “Adakah kemungkinan wanita TNI menggunakan jilbab seperti yang digunakan Polwan?” tanya dia kepada Moeldoko.
Seribuan orang yang memenuhi ruangan sontak bertepuk tangan. Lantas Moeldoko menjawab pertanyaan itu dengan bernas. “Pakai saja, kita nggak melarang kok. Wanita TNI mau pakai jilbab, pakai saja. Kalau pakaian dinas memakai jilbab, memang kita pernah melarang? Nggak usah ribut. Itu urusan masing-masing,” jawab Moeldoko tegas.
Sementara itu, saat berkunjung ke lokasi relokasi korban letusan Gunung Sinabung, di Siosar, Kabupaten Merek, Karo, Sumatera Utara, Jumat (22/5). Dia diberi marga oleh tokoh adat Karo, Malem Ukur Ginting.
Praktis, namanya sekarang menjadi Moeldoko Ginting. “Pak Moeldoko kami berikan marga, marga Ginting. Jadi sekarang Bapak bernama lengkap Jenderal Moeldoko Ginting,” kata Malem dalam sambutannya di lokasi.
Malem berharap persaudaraan Moeldoko dengan masyarakat Karo tetap Abadi. Moeldoko sangat berterimakasih terhadap pemberian marga kepadanya itu. “Saya ucapkan terimakasih atas pemberian marga Ginting. Majua jua (salam khas Karo)!” kata Moeldoko.
Moeldoko juga dikenakan pakaian adat Karo berupa penutup kepala Bulang-bulang dan pakaian lainnya. Dia diharapkan jadi seorang Petuah alias Pemimpin masyarakat Karo. Moeldoko datang ke lokasi untuk meletakan batu pertama pembangunan gereja. Dia juga meninjau pembangunan rumah relokasi bagi korban letusan Gunung Sinabung. (dtc)