Mimbar Jumat

robie FanrezaBersyukur : Nikmat Bertambah

Oleh: Robie Fanreza (Dosen Fakultas Agama Islam UMSU)

Allah memberikan informasi “Dan ingatlah juga tatkala tuhan-mu memaklumkannya “sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah nikmat kepadamu dan jika kamu mengingkari nikmat-ku, maka sesungguhnya azab-ku sangat pedih” (QS. Ibrahim : 7)Ini menunjukkan bahwa nikmat Allah itu ada bahkan sangat banyak. Hal ini berkaitan dengan firman Allah dalam quran surah al-kautsar ayat yang pertama “Sesungguhnya Nikmat Allah Sangat Banyak, shalat dan berkorbanlah”. Ayat menegaskan kalau nikmat allah benar-benar banyak. Jika mencoba menghitung nikmat allah, manusia tidak pernah mampuh bahkan untuk sekedar menuliskanya juga tidak akan pernah sanggup. Meskipun kita mencoba mengumpulkan ranting sebagi pena, air yang ada dipermukaan bumi dan langit sebagai tempat menuliskan nikmat Allah. jangan bertanya kepada allah berapa nikmat yang diberikan kepada manusia. Tetapi tanya dalam diri seorang muslim berapa pengorbanan yang kita berikan kepada Allah.
Dan Allah masih memberikan nikmat dan maha kasih kepada hambanya yang beriman dan tidak beriman. Dalam hal ini Allah tidak tebang pilih, nikmat dan kasih Allah itu laksana matahari yang senantiasa menyinari bumi. Matahari ketika bersinar ke bumi juga tidak memandang warna kulit, bahasa, agama. Begitu besar kasih Allah kepada setiap hambanya. Dengan banyak nikmat yang berikan kepada hamba, hendak hamba bersyukur akan nikmat tersebut. Rasa syukur diucapkan dengan lisan dengan kata Hamdalah, dibenarkan dalam hati kalau nikmat berasal dari Allah dan diaktualisasikan nikmat dalam kehidupan pribadi dalam berbagi kebahagian kepada orang lain.
Komarudin Hidayat mengajukan sebuah pertanyaan kepada kita dalam bukunya psikologi agama. Kapan hidup anda merasa bahagia, menurutnya adalah saat kita mampu berbagi, menolong dan memberikan sesuatu kepada orang lain apa yang dimiliki. Kebahagian memberi itu lebih tinggi tingkatannya dibanding daripada penerima. Misal, saya sangat senang bila diberi hadiah dari seseorang saat saya sedang tasyakuran usia. Namun berbeda kebahagian saya waktu dapat memberikan hadiah kepada orang yang. yang mana membuat kita bahagia, dipastikan waktu kita dapat memberi. Komarudin hidayat menambahkan jika ingin hidup bahagia dan tenteram jiwa harus menjadi pribadi yang berlimpah “giving dan serving orientied personality”. Seorang ayah akan senang memberikan kebahagian kepada keluarganya dan tanpa pamrih. Seorang ibu juga akan bahagia memberikan sesuatu kepada anak. Aplikasi syukur ini yang juga dinyatakan oleh quraish shihah dalam tafsirnya rasa syukur itu adalah saat memiliki kemampuan dalam bentuk harta, hartanya bermanfaat kepada muslim yang lain.
Jika harta dapat bermanfaat kepada orang lain itu pribadi yang bersyukur, niscaya Allah akan menambah nikmat kepada orang yang mau bersyukur dari rezeki yang tanpa kita duga arah datangnya. Namun jika harta itu senantiasa dikumpulkan dan tidak disalurkan hal ini mendapat murka dari Allah. Karena ada juga manusia hidupnya hanya mengumpul harta kemudian dihitung-hitung. Allah memberikan informasi tentang orang seperti ini dalam surat al-humazah ayat satu sampai delapan “kecelakaan bersarlah bagi setiap pengupat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, sekali-kali tidak, sesungguhnya dia benar-benar dilempat ke dalam humazah, dan tahukah kamu apakah humazah itu, api yang disediakan allah yang dinyalakan, yang membakar sampai kehati”.
Dengan rasional yang dimiliki manusia, terkadang terpikir semakin banyak memberi bantuan kepada orang lain semakin mengurangi apa yang kita miliki. Tetapi berbeda dengan keimanan dan keyakinan kita kepada Allah sang pemberi nikmat, maka justru semakin banyak yang diberikan justru semakin bertambah apa yang kita miliki. Satu yang kita keluarkan atau diberikan maka 2 atau lebih yang kita dapatkan. Allah yang meberikan nikmat, maka Allah lebih mengetahui apa yang terbaik kepada hambanya.
Ali bin abi thalib ketika melaksanakan ibadah puasa bersama seluruh keluarganya dan dengan keterbatasan harta yang dimilikinya. Mampu menepis kepentingan pribadi. Ali yang hendak berbuka puasa, kemudian terdengar ada ketokan pintu seraya memberikan salam kepada ali, ia pun segera membuka pintu dan menjawab salam tamunya.
Wahai saudaraku ali, aku sedang membutuhkan makanan apakah engkau punya untuk aku makan. Segara ali mengambil makanan yang hendak disantap bersama keluarganya dan diberikan kepada orang tersebut. Padahal ali dan keluarganya ketika itu sedang butuh. Singkatnya dalam kisah itu ali pun tidak menduga Rasul datang membawa makanan. Begitulah jalan Allah memudahkan bagi hamba yang senang berbagi kebahagianan.

Penutup
Berbagi,menolong dan memberi menghasilkan kebagian bathin dalam pribadi muslim. Kebalikanya dengan sikap pelit atau tidak mau berbagi menghasilkan karekter manusia yang sekarah dan tamak. Ingat kebahagian atau nikmat yang Allah amanahkan kepada kita, ada milik yang harus dikeluar untuk saudara-saudara yang sendang membutuhkanya. Dan Allah akan terus tambah nikmat itu jika kita suka membantu dan memberi. FASTA BIQUL KHAIRAT

Close Ads X
Close Ads X