Medan Zoo | Nasibmu Kini Perlu Sentuhan Investasi

hariman

harimau 2

harimau3

lihat kandang mawas

lihat kandang
Kebun Binatang Medan atau lebih dikenal dengan sebutan Medan Zoo, pernah menjadi objek wisata yang ‘melegenda’ pada masa kejayaannya. Saat belum dipindahkan ke kawasan Simalingkar, jadi salah satu objek wisata favorit paling banyak dikunjungi masyarakat. Selain koleksi satwa beragam dan tempatnya sangat nyaman, tidak seperti kondisi saat ini. Semenjak berpindah lokasi dari Brigjen Katamso pada tahun 2005 lalu, popularitas Medan Zoo menurun drastis.

Untuk saat sekarang di Kota Medan, sangatlah langka menjumpai objek wisata yang nyaman dan menyenangkan. Termasuk Medan Zoo, Lokasi objek wisata ini terbilang cukup terpencil dan sulit untuk diakses. Nyaris tidak dapat dijangkau oleh angkutan umum seperti angkot. Untuk sampai di TKP harus mengendarai kendaraan pribadi seperti kereta ataupun mobil.Baru beberapa meter masuk ke dalam kebun binatang, bau tak sedap langsung menyambut hidung. Hal tersebut menjadi nilai minus pertama yang diperoleh dari objek wisata ini.

Segudang masalah menyelimuti Medan Zoo. Diantaranya adalah jumlah hewan peliharaan yang minim, fasilitas kurang memadai dan tak terawat, termasuk wahana hiburan cukup memprihatinkan. Kondisi ini sangat berbeda jauh dengan Kebun Binatang Surabaya, benar-benar tertinggal.

Padahal Pemko Medan sangat ingin menjadikan tempat ini sebagai salah satu ikon wisata khas Kota Medan. Atas dasar itulah Dirut PD Pembangunan Putrama Alkhairi meyakinkan, pada tahun 2015 Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan Kota Medan melakukan study kelayakan terhadap taman marga satwa/kebun binatang (Medan Zoo) sebagai kawasan terpadu. Artinya, melalui pembangunan kawasan terpadu di areal kebun binatang tersebut, masyarakat yang berkunjung tidak hanya ditawarkan lokasi hiburan, namun juga tempat bersantai sekaligus melihat beraneka ragam hewan atau binatang di dalamnya areal seluas 30 hektar tersebut.

“Dengan kontur lahan yang kami miliki ini, diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi pihak ketiga untuk terlibat dalam mewujudkan lokasi ideal dari kawasan terpadu itu,” kata Putrama didampingi Direktur Pengembangan PD Pembangunan Sugito Hadi dan Direktur Operasional Sunardi Ali dan Kepala Unit Medan Zoo, Zainul Akbar Nasution, kemarin.

Menurut Putrama, pihaknya juga membutuhkan peran ser­ta pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kota (Pemko) Medan dalam rangka penyertaan modal. Seperti halnya Kebun Binatang Ragunan Jakarta tercatat setiap tahunnya memperoleh dana sehingga cukup membantu pengelolaan, yang pada akhirnya mendorong pada sektor penerimaan.

“Kalau kita kan cuma diberi kepada PD Pembangunan. Nah, oleh kita itu dipecah bukan di fokuskan pada kebun binatang ini saja,”ungkap mantan anggota DPRD Medan ini dihadapan Ketua Komisi C Salman Alfarisi, Wakil Ketua Komisi Godfried Lubis, Zulkifli Lubis, Boydo HK Panjaitan, Rajudin Sagala dan T Eswin saat datang berkunjung ke lokasi kemarin.

Diketahui hingga saat ini ada sebanyak 157 spesies binatang, yang terdapat di Medan Zoo. Selain itu juga ada penempatan 13 orang perawat satwa, termasuk tenaga medis (dokter dan kesejahteraan satwa, terbagi untuk jenis primata, mamalia, apes (burung).

Ketua Komisi C Salman Alfarisi mendorong pengelola kebun binatang untuk terus meningkatkan pelayanan dan juga penataan lokasi.

Meski diakui masyarakat pinggiran kota medan mendominasi tingkat kunjungan ke lokasi tersebut, namun perlu dilakukannya penataan.

“Disini ada harimau sumatera, ternyata dari 400 ekor, 12 ekor diantaranya ada di Medan Zoo ini, menurut saya ini menjadi alat promosi yang baik,”tuturnya.

Sementara, Wakil Ketua Komisi Godfried Effendi Lubis mengatakan, pihak PD Pembangunan harus melakukan kajian dan memiliki strategi khusus dalam membenahi kebun binatang ini. Sehingga dapat menarik minat pengunjung. Bertambahnya jumlah pengunjung dipastikan akan menambah penerimaan dari penghasilan. Untuk itu kata Godfried, manajamen PD Pembangunan harus menjajaki kerjasama dengan pihak investor dan juga penyertaan modal. Sehingga wahana permainan dan fasilitas pendukung dapat tersedia.

Selain itu, perlu dilakukan kegiatan event berupa perlombaan khususnya hari raya dan hari-hari libur. Bukan itu saja lanjut Godfried, dalam rangka peningkatan jumlah pengunjung dapat juga didirikan rumah souvenir oleh- oleh khas UKM Kota Medan. Bahkan dapat menambah koleksi miniature binatang, serta mendirikan pusat jajanan dan selera (pujasera).

“Kita harapkan pengelolaan dapat dilakukan maksimal dan professional,”ujar Boydo. Sedangkan, Zulkifli Lubis mengusulkan agar pengelola memperbanyak promosi ke instansi terkait dan dunia pendidikan. Sehingga pihak sekolah dan Dinas Pendidikan dapat mendukung sosialisasi sekaligus menambah pengetahuan bagi pihak sekolah. (bbs/mag-1)

Close Ads X
Close Ads X