Tungku Hanguskan 30 Rumah

foto utamaBerastagi | Jurnal Asia
Sikap teledor seorang warga yang lupa memadamkan tungku yang dipakai memasak pakan ternak, menyebabkan sedikit 30 kepala keluarga (KK) di Lingkungan II, Kelurahan Gundaling I, Kecamatan Berastagi kehilangan tempat tinggal.
Ratusan panik pada Minggu (23/2) dini hari sekira pukul 03.00 WIB. Api yang berasal dari tungku masakan dengan cepat membakar 30 rumah di lokasi padat pemukiman. Empat unit mobil pemadam kebakaran, dua milik Pemkab Karo serta dua lagi milik PDAM Tirtanadi, tak kuasa mencegah kebakaran tidak meluas. Apalagi, akses menuju lokasi kebakaran sulit dilalui mobil pemadam. Alhasil, petugas terpaksa merusak tiga rumah milik warga untuk menghentikan pergerakan api ke tempat lain.
Puluhan personil Polsek Berastagi dan Sabhara Polres Karo yang diturunkan ke lokasi, ikut berjibaku bersama warga membantu petugas pemadam kebakaran menyudahi amukan si jago merah. Sekitar pukul 06.30 WIB, api berhasil dipadamkan. Warga yang rumahnya terbakar menangis mengais di antara puing-puing bangunan. Suasana kian sedih begitu mengetahui tak satupun barang berharga barhasil dibawa keluar dari rumah.
Kapolsek Berastagi, Kompol JM Sagala yang ditemui di kantornya Jalan Perwira, mengatakan, dugaan awal api berasal dari tungku memasak di salah satu rumah tepat, di bawah lokasi pemukiman yang terbakar.
“Dari keterangan sejumlah warga diketahui api berasal tungku di dapur yang lupa dipadamkan usai dipakai memasak pakan ternak. Tapi pastinya masih diselidiki,” kata Sagala. Tak ada korban jiwa dalam kebakaran hebat itu. Hanya Nurmaida br Situmorang (53), menderita patah kaki karena melompat dari atas rumahnya yang terbakar.
Sementara itu, Kepala Lingkungan (Kepling) II, Ardin Simanjorang mengatakan, untuk sementara warga korban kebakaran tinggal di rumah sanak famili. “Polsek Berastagi bersama pemerintah setempat juga sudah mendirikan posko pengungsian di areal HKI (Huria Kristen Indonesia) Berastagi,” kata Ardin.
Camat Berastagi, Edison Karo Karo mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemkab Karo perihal bantuan untuk korban kebakaran.
“Kalau bisa tidak cuma keperluan sehari-hari, tapi juga material bangunan. Kami sudah tidak memiliki apa-apa selain baju di badan. Kalau pun ada yang barang yang berhasil diselamatkan dan bisa dijual, hasilnya tentu tidak cukup untuk membangun kembali rumah kami,” ucap Kristo Petrus (39).
Petrus yang mewaliki warga korban kebakaran juga berharap Pemkab Karo mempermudah urusan administrasi, surat-surat serta dokumen penting, seperti ijazah, IMB dan lainnya yang hangus terbakar. (Herman Harahap) 

Close Ads X
Close Ads X