Medan | Jurnal Asia
Kesal kasus penganiayaannya selama 1,5 tahun tak kunjung direspon oleh unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Polresta Medan, Sunny (32) warga Jalan AR Hakim mengamuk di depan Panit UPPA Iptu Uli. Ia kesal karena sampai saat ini suaminya, Rudi Tan Ary alias Chen Pau An (37), masih bebas berkeliaran.
Kejadian itu berawal tahun 2011 lalu, Rudy meminta kepada Sunny untuk menjual rumah mereka di Jalan Bogor. Namun, wanita etnis tionghoa ini tidak mengizinkannya. Hingga, pada bulan Desember 2011. Ibu beranak dua ini disuruh Rudy untuk Natalan ke Siantar. Namun, karena anak sekolah masuk pada tanggal 4 Januari, membuat Sunny pun pulang ke rumahnya untuk mengurus kedua putranya.
Setibanya dirumah, Rudy malah marah-marah karena Sunny cepat pulang. Kekesalan Rudy memuncak hingga memukuli korban bahkan menghantukkan kepalanya kedinding. Kesal dianiaya, korban pun memilih membuat laporan ke Polresta Medan pada bulan awal Januari 2012. Namun, sampai saat ini pelaku penganiayaan dirinya tak kunjung ditangkap.
Jum’at (19/7) sore. Sunny bersama putranya, Vin Chen, mendatangi Mapolresta Medan untuk menanyakan kasusnya. Namun, sang pelaku hanya dikenakan wajib lapor oleh penyidik.
Kesal dirinya dipermainkan, wanita berambut ikal meminta kepada petugas untuk melihat bukti pemeriksaan pelaku yang dilakukannya. Akan tetapi, Panit UPPA Iptu Uli, melarangnya hingga membuat Sunny berang dan berteriak-teriak didepannya. “Kenapa aku nggak dikasih lihat, ada apa ini,” teriak Sunny.
Sunny menduga, pihak kepolisian sudah melakukan “perdamaian” dengan Rudy sehingga dirinya tidak ditahan. “Pasti sudah diduitkan ini, padahal saksi, visum semua sudah lengkap, tapi nggak ditangkap-tangkap juga,” ujarnya di halaman Polresta Medan.
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol J Calvijn Simanjuntak, saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya akan mengecek kasus tersebut. “Sudah saya telepon bu Uli nya, tapi tidak diangkat,” ucap Calvijn singkat.
(bowo)