Mahasiswa IAIN Sumut Datangi Mapoldasu

Medan | Jurnal Asia
Puluhan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut melakukan unjuk rasa di Mapoldasu, Rabu (8/1). Pendemo mendesak pihak kepolisian untuk segera menuntaskan kasus dugaan korupsi melibatkan mantan Direktur Utama PLN Sumut, Bintatar Hutabarat.
Koordinator Aksi Mahasiswa, Syafaruddin Tanjung mengatakan, kisruh listrik di Sumut yang merugikan banyak pihak seharusnya menjadi PR (pekerjaan rumah) penting aparat penegak hukum yang menjadi harapan masyarakat. Indikasi penyalahgunaan kekuasaan sampai tindak pidana korupsi yang merugikan banyak pihak, harusnya menjadi perhatian utama dalam meyelesaikan kisruh PLN Sumut.
Namun, ironisnya Bintatar Hutabarat lolos dari jebakan itu. Apa sebenarnya yang terjadi sehingga Bintatar Hutabarat begitu licin dalam persoalan hukum,” kata Syafaruddin ketika menyampaikan orasinya. Menurutnya, kisruh ini menelan angka triliunan rupiah dan seharusnya dituntaskan dalam waktu secepat mungkin. Untuk itu, diharapkan Poldasu menyeret Bintatar Hutabarat dan menetapkannya sebagai tersangka karena diduga terlibat dalam kasus ini. “Namun demikian, kami tidak memvonis Poldasu melakukan kerja sama untuk mengeluarkan Bintatar Hutabarat dalam kasus ini. Akan tetapi, kami menilai ada persoalan hukum yang tidak akurat sehingga seseorang itu lepas. Padahal, kasus hukum yang menimpanya sama, seperti bupati Tobasa dengan BH. Lalu kenapa ada vonis hukum yang berbeda terhadapnya, sehingga Bintatar Hutabarat dijadikan saksi,” ungkapnya.
Menanggapi aksi mahasiswa tersebut, AKP Amri, Pamin SPKT, selaku penerima aksi mahasiswa mengatakan, aspirasi mahasiswa itu akan disampaikan kepada pihak Subdit III Tipikor Poldasu yang menangani kasusnya. “Perlu pendalaman dan bukti yang kuat untuk penetapan status tersangka. Nanti kita lihat dari hasil audit BPKP Sumut,” ujarnya dihadapan massa.
Menurut Amri, pihak kepolisian bertindak berdasarkan fakta dan alat bukti. “Kita menindak orang yang melanggar hukum tetapi kita tidak melanggar hukum. Artinya, ada tahapan dan proses yang harus dilalui berdasarkan fakta,” tukasnya.
Aksi mahasiswa tersebut berlangsung damai, dengan mendapat pengawalan ketat beberapa personil dari Polsek Patumbak dan Polda Sumut. Setelah mendapat tanggapan, massa akhirnya membubarkan diri. Namun, massa sempat menyerahkan kurungan ayam kepada pihak Poldasu sebagai simbol aksi mereka. (Bambang NL)

Close Ads X
Close Ads X