Perbaiki Sistem Bermedia Sosial

Kemajuan teknologi dan informasi sangat berkembang di hampir seluruh belahan dunia yang telah memberikan pengaruh signifikan pada kehidupan masyarakat.

Perkembangan ini tentu saja memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Penyebaran informasi pun kini sangat cepat di masyarakat, bahkan sering kali informasi hadir tanpa diminta. Media sosial sebagai alat penyebaran informasi yang mudah diakses oleh penggunanya.

Beberapa media sosial yang menjadi sasaran empuk dalam penyebaran hoax antara lain Facebook, Whatsapp, Google, bahkan Youtube. Penyebaran berita hoax. Dampak negatif media sosial kini cenderung mewadah dan berkembang merebaknya hoax.

Inter-koneksi dan inter-relasi masyarakat sering terbelah ketika informasi yang disampaikan ternyata melenceng jauh dari fakta ketika sampai ke tangan penerima informasi.

Apalagi, informasi itu disampaika melalui medsos serta kanal berita abal-abal tanpa disertai klarifikasi akan kebenaran berita yang beredar.

Pemerintah perlu ekstra waspada demi mencegah konflik di masyarakat. Demi mencegah penyalah – guna an medsos untuk menyebar konten hoax dan isu SARA, kerja sama seluruh pihak sangat diperlukan. Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut mengatakan, hoax dan ujaran kebencian (hate speech) , banyak tersebar di medsos.

Sekalipun juga ditemukan kasus pada beberapa media online (daring), namun ancaman sebenarnya ada pada medsos yang bisa dibuat oleh kelompok atau perorangan.

Penyebaran hoax dapat dilakukan dimanapun. Penyebaran hoax melalui media sosial dipengaruhi oleh kemampuan orang/kelompok dalam memanipulasi fakta.

Kadang kala informasi palsu atau hoax tidak hanya bertujuan untuk mengelabui pembaca dengan memutarbalikkan fakta, tetapi juga untuk menyebarkan ujaran kebencian atau isu sara.

Istilah ini mengarah pada propaganda media untuk menghasut dan/atau membenci seseorang atau kelompok tertentu dengan motif tertentu pula.

Selain itu jika warga negara mempunyai sikap nasionalisme yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dibandingkan dengan kepentingan kelompok atau pribadi, sikap melihat perbedaan SARA sebagai bahan pertentangan, harusnya tidak perlu dilakukan.

Berdasarkan laporan We Are Social 2018, dari empat miliar pengguna internet di dunia, 3,1 miliar atau lebih dari 75% nya merupakan pengguna sosial media aktif.

Angka ini naik hingga 13% dibandingkan dengan tahun lalu. Hal inilah yang membuat platform media sosial menjadi salah satu channel yang paling berpengaruh dalam meningkatkan brand awareness sebuah produk.

Ancaman utama dari hoax adalah perpecahan dalam diri masyarakat Indonesia. Propoganda mempengaruhi psikologi seseorang untuk memusuhi orang lain.

Kebebasan berpendapat di Indonesia sendiri bahkan telah dijamin dalam pasal 28 UUD 1945. Namun, mereka abai terhadap tanggung jawab yang melekat dalam setiap kebebasan.

Dengan seenaknya mereka menyebarkan hoax dan memicu disinformasi, perpecahan, dan merugikan orang lain. Mereka sama sekali tidak bertanggung jawab pada konten yang mereka sebarkan. Dalam hal ini, sila keempat tentang demokrasi tidak diimplementasikan dengan baik.

Oleh karena itu, tetaplah bijak ketika menggunakan sosial media. Jangan mudah percaya terhadap semua berita atau kabar yang dibaca.

Periksa kembali kebenaran suatu berita dengan membandingkannya dari sumber lain, dan jangan sebarkan ulang apabila dirasa berita itu tidak benar.

Penulis Adalah Alumni FKIP UMSU

Close Ads X
Close Ads X