Bersiap Siaga Menghadapi Banjir

Bencana banjir yang terjadi di Kota Medan menjadi “tradisi” tahunan. Upaya yang dilakukan pemerintah belum mendapatkan hasil maksimal. Karena banjir terus datang di bulan curah hujan yang sangat tinggi. Biasanya dari bulan september hingga desember. Banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air normal sehingga melimpah dari palung sungai yang menyebabkan genangan pada lahan rendah di sisi sungai. Bencana banjir tidak dapat dicegah, namun dapat dikendalikan dengan mengurangi dampak kerugian akibat bencana tersebut, sehingga perlu dipersiapkan penanganan secara cepat, tepat, dan terpadu. Umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi diatas normal, sehingga sistem pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai serta sistem drainase penampung banjir buatan yang tidak mampu menampung akumulasi air hujan tersebut sehingga meluap. Meluapnya air sungai dan anak sungai atau yang lebih sering dikatakan banjir merupakan bencana yang kerap terjadi dan menggenangi di Kota seluruh Indonesia.

Banyaknya korban maupun hilangnya harta benda dalam peristiwa banjir lebih sering disebabkan karena kurang kokohnya menegemen resiko bencana dalam upaya pengurangan resiko bencana seperti kurangnya kesadaran, pengetahuan masyarakat terhadap potensi kerentanan bencana, dan upaya mitigasi serta kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir.

Mitigasi bencana banjir merupakan bentuk kesiapsiagaan yang harus dilakukan baik sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana banjir. Mitigasi bencana banjir merupakan langkah untuk mengurangi dampak yang diakibatkan oleh bencana banjir, sedangkan kesiapsiagaan adalah tindakan yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi bencana banjir.

Langkah yang harus dilakukan guna mengurangi dan mengantisipasi bencana banjir adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat dalam pengurangan resiko bencana, guna mengurangi meningkatnya angka korban jiwa dan kerusakan fisik yang ditimbulkan oleh bencana banjir.

Manajemen bencana adalah sebuah proses yang terus menerus dimana pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil merencanakan dan mengurangi pengaruh bencana, mengambil tindakan segera setelah bencana terjadi, dan mengambil langkah-langkah untuk pemulihan (Susanto 2006:10). Hal ini merupakan proses penting dalam menyikapi dalam pengambilan tindakan dan penyelesaian pasca bencana.

Oleh karena itu, proses lintas sektoral yang terintegrasi dan berkelanjutan dalam rangka mencegah dan mengurangi akibat bencana, meliputi mitigasi, kewaspadaan, tanggapan terhadap bencana serta upaya pemulihan. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama melakukan penanggulangan bencana sehingga penanggulangan bencana alam dapat dilakukan secara efektif dan efisien.Pemerintah melakukan penanggulangan bencana melalui tahap response, recovery dan development dimana didalamnya terdapat tindakan evakuasi, penyediaan kebutuhan dasar korban, upaya rekonstruksi dan rehabilitasi, serta perbaikan-perbaikan lain yang juga dimaksudkan sebagai langkah mitigasi bencana.

Sedangkan masyarakat dapat berpartisipasi dalam penanggulangan bencana alam melalui partisipasi buah pikiran, tenaga, harta benda, keterampilan dan kemahiran, serta partisipasi sosial. Dilihat dari letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian, dimana Indonesia dilalui jalur perdagangan internasional. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir harus segera di terapkan melalui pendidikan formal maupun non formal di sekolah, salah satunya dengan memberikan sosialisasi atau menerapkan pendidikan mitigasi bencana banjir.

Pendidikan mitigasi bencana banjir merupakan kebijakan sekolah yang harus diterapkan pada sekolah. Sekolah diharapkan tempat untuk melakukan upaya terkait dengan pengurangan resiko bencana, serta upaya untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan bencana. Salah satu upaya mengurangi resiko dan dampak bencana banjir adalah dengan mengetahui karakteristik bencana banjir, dan mengetahui langkah mitigasi bencana banjir, kemudian diterapkan dalam ekstrakulikuler atau penambahkan materi kebencanaan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan belajar mengajar dengan me­nambahan materi pelajaran bencana banjir sangat penting dilakukan pada sekolah. memberikan informasi kepada siswa sehingga informasi yang diberikan guru kepada siswa diharapkan dapat di sebarluaskan di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Penulis adalah Alumni UMSU

Close Ads X
Close Ads X