Oleh : Seli Alfianti
Lagi-lagi berita haox muncul meresahkan masyarakat. kali ini berita hoax menggegerkan kalangan anak kecil dengan kasus penculikan anak yang menjual organ tubuhnya. Awalnya berita ini memang benar terjadi, karena baru-baru ini terjadi pemberitaan yang mengabarkan anak-anak kecil diculik dan dibunuh. Namun seiring itu berita tersebut terus muncul dan membuat kewaspadaan semua masyarakat terhadap anak-anak mereka.
Pesan atau informasi itu menyebar di media sosial maupun pesan berantai layanan pesan singkat tentang isu penculikan anak berbuntut penjualan organ tubuhnya. Sedangkan media sosial merupakan salah satu media online yang memiliki banyak para pengguna yang berada di seluruh dunia dan mudah untuk dibagikan. Sehingga berita tersebut cepat tersebar ke seluruh masyarakat dan menjadi viral di media sosial.
Alhasil dari kewaspadaan berita tersebut, orang tua jadi mengekang anak-anaknya untuk keluar rumah, bermain bersama teman dan lain sebagainya. Seharusnya anak diberikan kebebasan untuk berinteraksi dengan teman-temannya dan bermain di luar rumah. Sungguh berita ini sangat meresahkan masyarakat. Belum lagi pengawasan orang tua yang super ketat, sepulang sekolah dijemput dan diawasi terus menerus.
Dalam berita disalah satu media online, memberikatan Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah menegaskan informasi itu merupakan berita bohong alias hoax. Menurut Tito, isu itu sengaja disebar oleh oknum tak bertanggung jawab untuk meresahkan warga
Di sejumlah wilayah, aparat penegak hukum dan pemerintah daerah telah melancarkan imbauan agar masyarakat tidak resah dengan beredarnya kabar bohong tersebut.Di Lhokseumawe, Aceh, aparat kepolisian resor berkeliling kota menyampaikan seruan agar masyarakat tidak menggubris isu soal penculikan anak untuk dijual organ tubuhnya. Imbauan itu disampaikan personel Polres Lhokseumawe dengan berkeliling kota menggunakan alat pengeras suara di atas mobil.
Diberitakan Antara, imbaun disampaikan di lokasi-lokasi keramaian seperti pusat pertokoan dan pusat pasar, serta di sekitar area sekolah-sekolah, dengan tujuan masyarakat dapat mengetahui dan merasa nyaman terhadap isu yang belum jelas kebenarannya itu.
Di Jawa Timur, kepolisian daerah setempat meminta masyarakat tenang dan tidak terprovokasi terkait penculikan anak yang kemudian hendak diambil organ dalamnya. Menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, imbauan itu disampaikan agar kejadian di Madura beberapa hari terakhir tak lagi terulang.
Dampak dari berita hoax tersebut menyebabkan tiga orang gila korban bulan-bulanan warga yang terprovokasi oleh isu penculikan anak. Warga beramai-ramai menangkap tiga orang gila itu ke polisi karena dikhawatirkan sebagai pelaku penculikan anak. Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Jawa Barat Dani Gautama menyatakan, beredarnya isu hoax telah memperkeruh informasi di masyarakat karena sulit untuk membedakan benar dan salah.
Sungguh sangat miris sekali efek dan dampak berita tersbut dapat menyebabkan orang lain menjadi imbas akibat kecurigaan kita sebagai masyarakat yang membaca berita tersebut. Alangkah baiknya kita memilah berita yang memang benar nyata dan dapat melihat berita tersebut benar atau tidak.
Waspada terhadap berita hoax yang kapan saja dapat menyebar di media sosial. Sebagai pengguna media sosial harus bijak dalam mengkonsumsi berita di media sosial, jangan mudah percaya dan harus waspada. Di berharap seluruh lapisan masyarakat tidak sembarangan menerima apalagi menyebar sebuah kabar yang belum diketahui kebenarannya.
*) Penulis Adalah Alumni FKIP UMSU