Berastagi – PDAM Tirtanadi Sumut berencana mengelola sumber air baru di Desa Peceran, Berastagi. Rencana ini dilakukan pada tahun ini juga untuk menyuplai air bersih bagi masyarakat di kawasan kota wisata itu.
“Selama ini masyarakat Desa Peceren sulit mendapatkan air bersih. Tahun ini, kita merencanakan membangun pengelolaan sumber air baru di sana,” kata Direktur Air Minum PDAM Tirtanadi Sumut Delviandri pada sosialisasi Penyesuaian Tarif Air PDAM Tirtanadi di Aula Kantor Kecamatan Berastagi, Selasa (26/4) pagi.
Diakui Delviandri, masalah yang paling berat dalam menyuplai air di kawasan itu adalah sumber air. Meski memiliki mata air, namun letaknya berada di lembah yang rawan longsor. Selama ini, sambungnya, sumber air yang ada dari kawasan Lau Melas dengan kapasitas 50 liter perdetik. “Setengahnya dikirim ke Kabanjahe dan 50 persen lagi ke Berastagi,” katanya.
Ia menambahkan, menara air milik PDAM Tirtanadi Sumut tidak sanggup menyuplai air ke Desa Peceren. Ini akibat letak geografis desa itu cukup tinggi. Berbeda dengan di Kecamatan Sibolangit. Di sana airnya bisa mengalir secara gravitasi.
Dia menjelaskan, pengelolaan sumber air baru yang akan dibangun di Desa Peceren dengan kapasitas 37 liter perdetik. “Tentu ini memerlukan biaya. Maka kami harus melakukan penyesuaian tarif air. Karena untuk menyuplai air harus menggunakan pompa listrik yang juga butuh biaya dan juga menggunakan bahan-bahan kimia seperti kapur untuk menetralkan tingkat keasaman air,” jelasnya.
Sementara itu Direktur Administrasi dan Keuangan PDAM Tirtanadi Arif Haryadian menambahkan bahwa sosialisasi tarif air kali ini paling istimewa karena seluruh jajaran turun untuk memberikan paparan langsung di depan masyarakat pelanggan.
Dijelaskan Arif, pihaknya menyadari bahwa sampai saat ini belum bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Termasuk pelanggan yang ada di Berastagi. “Melalui sambung rasa ini, kami meminta kritik dan saran dari masyarakat untuk segera kami benahi,” ujar Arif.
Arif juga menuturkan, saat ini Pemkab Karo dan PDAM Tirtanadi sudah berkomitmen untuk memperindah taman dan Tugu Wisata yang ada di depan kantor Cabang PDAM Tirtanadi di Berastagi.
Pada kesempatan itu, PDAM Tirtanadi juga menyerahkan dana CSR kepada masyarakat Desa Sempa Jaya (Peceren) Kecamatan Berastagi. Dana CSR tersebut diserahkan oleh Kepala Cabang PDAM Tirtanadi Berastagi Asnan Daulay dan diterima Kepala Desa Sempa Jaya, Meliala Purba, sebagai kompensasi penggunaan sumber air di desa itu yang nantinya akan digunakan untuk berbagai kepentingan masyarakat di sana.
Ketua Tim Tarif Zulkifli Lubis menjelaskan sesuai dengan Permendagri No71 Tahun 2016, untuk menaikkan tarif air minum harus mendapat persetujuan dari kepala daerah. Selama ini banyak terjadi kepala daerah tidak menyetujui kenaikan tarif sehingga PDAM menjadi tidak sehat dan akhirnya perlahan mati.
“PDAM Tirtanadi berorientasi kepada sosial bukan bisnis. Jadi kami tidak bisa sewenang-wenang menaikkan tarif untuk mengejar keuntungan,” katanya.
Dewan pengawas PDAM Tirtanadi Taufan Damanik yang turut hadir mengajak para warga untuk berpartisipasi dalam kesejahteraan bersama. “Tirtanadi ini perusahaan milik pemerintah Provinsi Sumatera utara, perusahaan bersama bukan milik sepihak tapi seluruh pihak. Marilah kita bersama-sama memikirkan jalan keluarnya,” katanya.
Acara sosialisasi di Kecamatan Berastagi ini juga dihadiri Dewan Pengawas Nurdin Lubis MSI, Kacab PDAM Berastagi Asnan Daulay, Pemerhati Sosial Irvan Simatupang, Camat Berastagi Mirton Ketaren S Sos, kepala desa, kepala lingkungan, toko masyarakat itu merupakan penutup dari rangkaian kegiatan sosialisasi yang dilakukan PDAM Tirtanadi mulai dari 5 April 2017 lalu. (isvan-rel)