Puluhan Pekerja Media Massa Positif Covid-19, Jumpa Pers Berisiko Sebarkan Virus

TVRI menutup kantor mereka di Surabaya setelah dua pekerjanya meninggal dan dimakamkan dalam protokol Covid-19.Antara

 

Jawa Timur | Jurnal Asia
Lebih dari 50 pekerja media massa di Surabaya, Jawa Timur dinyatakan positif Covid-19, akhir pekan lalu. Dua karyawan TVRI juga meninggal dunia setelah mengalami gejala klinis terpapar virus corona.

Walau tidak seluruh pekerja media yang positif Covid-19 di Surabaya merupakan jurnalis, perhelatan jumlah pers oleh pejabat pemerintahan dituding turut memicu penularan virus corona.

Menurut Miftah Faridl, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, konferensi pers tatap muka antara pejabat negara dan komunitas wartawan kerap melanggar protokol kesehatan.

Baca Juga : Tambah Parah, Hari Ini Positif Covid-19 Naik 130 Orang, 5 Meninggal di Sumut! Terbanyak dari Medan

Miftah berpendapat, ketidakpatuhan pejabat pemerintahan saat mengumpulkan banyak orang dalam satu lokasi dan waktu yang sama, apalagi tanpa prinsip jaga jarak, merupakan ironi.

“Kami beberapa kali menyurati pemerintah Surabaya dan Jawa Timur soal ketidakpatuhan mereka pada protokol saat peliputan,” katanya melansir BBC, Rabu (15/2020).

Ia melanjutkan, setiap hari banyak sekali acara seremonial yang dilakukan pejabat, mengundang banyak orang. Ini tidak adil.

Di kota yang sama, tiga karyawan Metro TV juga dipastikan mengidap penyakit tersebut.

Adapun, dua karyawan TVRI di Surabaya meninggal berturut-turut pada 11 dan 12 Juli lalu. Dua orang yang bekerja sebagai staf administrasi dan penyunting video itu dimakamkan dalam protokol Covid-19.

RRI dan TVRI, dua lembaga penyiaran milik negara, menutup kantor mereka di Surabaya selama dua hingga tiga pekan ke depan setelah kasus tersebut.

Humas Pemerintah Kota Surabaya, Febriaditya Prajatara menyebut, aktivitas dengan keramaian seperti jumpa pers memang berisiko menjadi momen penyebaran virus corona. Seremoni itu, kata dia, bakal mereka hindari usai kluster pekerja media muncul.

“Kami berusaha sebisa mungkin mengurangi konferensi pers dan hanya akan mengeluarkan rilis tertulis mengenai suatu informasi,” ujar Febriaditya.

Bagaimanapun, potensi penularan virus corona di kalangan pekerja media dianggap tidak hanya bisa terjadi akibat liputan lapangan.

Setiap orang yang datang ke kantor media massa juga berpeluang membawa virus corona, kata Alex Wibisono, Deputy General Manager of News and Current Affairs Kompas TV.

Alex berkata, April lalu seorang dokter dinyatakan positif Covid-19, dua hari setelah menjadi pembicara dalam program televisinya.

Manajemen Kompas TV disebutnya lantas meminta setiap pekerja yang bersentuhan dengan dokter itu untuk menjalani uji usap dan mengisolasi diri selama 14 hari.

Walau hingga kini tak ada karyawan
Kompas TV yang positif Covid-19, Alex menyebut mitigasi ketat terus dilakukan untuk mencegah penularan. Salah satunya, kata Alex, mengurangi intensitas peliputan ke lapangan, dari 40 menjadi maksimal 17 tim dalam sehari.

Belum ada kajian yang mencatat data pekerja media di seluruh Indonesia yang terpapar Covid-19. Berbagai kalangan menilai peran pers krusial selama pandemi ini, terutama soal edukasi publik dan pencari fakta.

Namun Persatuan Wartawan Indonesia mengingatkan agar jurnalis terus menerapkan protokol kesehatan, terutama menghindari seremoni yang tak vital bagi kepentingan masyarakat.(nty)

 

 

One response to “Puluhan Pekerja Media Massa Positif Covid-19, Jumpa Pers Berisiko Sebarkan Virus

Comments are closed.
Close Ads X
Close Ads X