Karhutla Terus Terjadi
Palembang | Jurnal Asia
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus terjadi wilayah di Sumatera Selatan pasca Asian Games 2018. Akibatnya kini kabut asap menyelimuti Kota Palembang sejak beberapa hari terakhir. Jembatan Ampera nyaris tak terlihat karena tertutup asap.
Pada malam hari, kabut asap di wilayah Palembang dan sekitarnya terlihat mulai tebal. Sangat tercium bau bekas bakaran hutan saat menyusuri jalanan di malam hari, terutama di Jakabaring Sport City.
Jembatan Ampera sebagai ikon ibu kota Provinsi Sumatera Selatan bahkan sudah diselimuti kabut pagi ini. Sangat teerlihat jelas Jembatan Ampera dan Sungai Musi gelap jika dilihat dari kejauhan.
Kepala Posko Karhutla, BPBD Sumatera Selatan Ansori mengatakan kabut asap memang sudah mulai menyelimuti Kota Palembang. Bahkan hal ini terjadi sudah sejak beberapa hari terakhir.
Kondisi arah angin dari lokasi titik terjadi kebakaran disinyalir menjadi alasan asap menyelimuti Kota Palembang. Terutama saat musim kemarau dan tak ada hujan turun.
“Iya, beberapa hari terakhir ini kabut asap memang sudah mulai memasuki wilayah Palembang. Ini akibat kebakaran lahan di OKI (Ogan Komring Ilir) dan OI (Ogan Ilir) yang terus meluas,” kata Ansori, Minggu (16/9).
Dikatakan Ansori, semakin meluasnya kebakaran lahan diduga memang karena adanya penarikan 200 personil Kostrad ke Mabes TNI. Di mana sebelumnya 200 personil ini berjibaku siang malam untuk memantau agar lahan tidak terbakar.
“Peningkatan ke bakaran lahan mungkin ini pengaruh dari penarikan 200 personil Kostrad dari Mabes pasca Asian Games. Jadi ada jeda waktu yang dimanfatkan masyarakat untuk bakar lahan,” sambung Ansori.
Untuk mengatasi kekurangan personil di daerah pasca penarikan 200 pesonil TNI, Ansori menyebut Satgas Karhutla sudah kembali memperkuat wilayah. Salah satu cara yakni menambah personil dari Polri, TNI, BPBD dan Manggala Agni.
“Hari ini sudah ada penambahan personil dari wilayah masing-masing. Jumlah 200 sesuai jumlah personil yang pulang,” kata Ansori.
“Untuk luasan lahan terbakar sampai hari ini kalau data Manggala Agni sekitar 750 Ha di Sumatera Selatan. Kalau data Citra Satelit sekitar 7 ribu Ha, tapi masih harus di verifikasi lagi di lapangan,” katanya. (dtc/put)