LSI: Elektabilitas Ma’ruf dan Sandiaga Mungkin Tergerus

Jakarta | Jurnal Asia

Elektabilitas calon wakil presiden KH Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno mungkin tergerus. Potensi berkurangnya jumlah dukungan lantaran ucapan budek dan tuli dan tindakan melangkahi makam salahsatu tokoh pendiri NU.

Ucapan budek dan tuli dilontarkan oleh Kiai Ma’ruf guna menyindir pihak-pihak yang menutup mata akan kinerja presiden.

“Kalau berpengaruh tentu dilihat sejauh mana orang melihat bahasa itu sebagai melanggar norma-norma kesantunan yang semestinnya dijaga politisi,” kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Ikrama Masloman di Jakarta, Kamis (15/11).

Kendati demikian, Ikrama belum bisa menakar sejauhmana dampak elektoral yang dimaksud. Dia mengatakan, tingkat elektabilitas usai adanya pernyataan budek dan tuli itu kembali harus diriset ulang.

Setidaknya, Ikrama menerangkan, ada dua hal yang akan mempengaruhi elektabilitas Kiai Ma’ruf. Pertama, ia mengatakan, tingkat elektoral mantan rais aam Nahdlatul Ulama (NU) itu akan terpengaruh tergantung pada sejauhmana kiasan yang dia lontarkan itu mampu menyorot perhatian publik.

Kedua, dia melanjutkan, pengaruh terhadap elektabilitas juga tergantung sejauhmana kelompok disabilitas yang tersinggung dengan ucapan itu menggalang atau membuat narasi kekecewaan.
“Kalau ini dikapitalisasi secara terus-menerus dan kemudian banyak menimbulkan sentimen negatif terhadap Ma’ruf, tentu akan ada efek elektoral,” kata Ikrama.

Untuk Sandiaga, Ikrama mengatakan, ancaman degradasi suara terkait kesantunan juga telah dilanggar pendamping calon presiden Prabowo Subianto itu.

Menurut Ikrama, dampak elektoral akan diterima mantan wakil gubernur DKI itu setelah dirinya tertangkap kamera telah melangkahi makam salahsatu tokoh pendiri NU.
Peristiwa itu, terjadi saat Sandiaga berziarah ke Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Denanyar, Jombang, Jawa Timur.

“Karena preferensi ulama sangat berpengaruh dan 50 persen dari warga mengikuti ulama, jadi siapapun tokoh politik yang dianggap melecehkan ulama pasti akan menggerus suaranya di pilpres,” kata Ikrama.

Dia mengatakan, kikisan suara kepada Sandiaga akan terasa lebih besar di pemilih muslim, khususnya yang bersifat konservatif. Menurutnya, mereka akan melihat pelangkahan makam itu sebagai pelanggaran etika dan berefek negatif.

“Tapi kami belum mendapatkan sejauhmana melangkahi makam itu akan berpengaruh karena harus kembali disurvei,” katanya.

Hasil riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebutkan, tokoh agama merupakan orang yang paling kuat pengaruhnya terhadap pemilih. Hasil survei menyebut 51,7 persen pemilih menyatakan jika mereka sangat mendengar imbauan dari tokoh agama.

Metodologi survei menggunakan multi random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1200 orangndi 34 prpvonsi. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka atau memakai kuesioner dengan margin of error sekitar 2,8 persen.
(rep/rol)

Close Ads X
Close Ads X