50 Persen Sound Sistem Masjid tak Layak Pakai

132624_jk3Jakarta|Jurnal Asia

Jelang bulan Ramadan 1434 H sudah diambang pintu, Dewan Masjid Nasional mengimbau kepada seluruh pengelola masjid untuk memperbaiki sound system atau pengeras suara yang ada di masjid. Pasalnya, sekitar 50% pengeras suara yang ada di masjid Jakarta tidak layak pakai dan mengganggu ‘ketenangan’ warga.

Terkait itu, Mantan Wakil Presiden RI yang juga Ketua Dewan Masjid Nasional Jusuf Kalla meminta kepada seluruh bank syariah yang ada di Indonesia ikut menyumbang untuk memperbaiki pengeras suara yang rusak itu.

“50 persen sound system yang ada di masjid-masjid itu jelek, sudah rusak. Malah di Jateng bilang 70% sudah pada rusak. Kalau sound system jelek, jadi mengganggu orang istirahat,” ujarnya saat ditemui di Graha Niaga, Jakarta, Kamis (4/7).

Dia menyebutkan, untuk mengantisipasi itu pihaknya akan melakukan gerakan nasional menyumbang perbaikan pengeras suara di masjid.

“Itu akan kita perbaiki dengan gerakan nasional. CIMB Niaga akan ikut menyumbang. Iya kan mau nyumbang buat sound system masjid? Kalau amal baik akan terus mengalir,” katanya.

Sembari bercanda, Kalla mengatakan, bahkan sopir angkot yang ugal-ugalan itu punya pahala yang lebih besar daripada seorang kiai yang berdakwah di masjid-masjid. Kenapa?

“Sopir angkot yang ugal-ugalan kadang-kadang lebih tinggi amal ibadahnya daripada kyai yang ceramah di masjid karena sound systemnya rusak. Kalau sopirnya ugal-ugalan kan bikin penumpang pada baca istighfar. Kalau sound system rusak justru mengganggu orang,” katanya sembari ketawa.

JK juga mengingatkan kepada umat muslim agar jangan lama-lama dalam berzakat. “segera disalurkan kepada para mustahid kaum penerima zakat. Karena butuh dana tersebut untuk kehidupan mereka,” jelas JK.

Lanjut, dia mengatakan bahwa lembaga amil zakat yang baik adalah amil zakat yang pemasukannya besar tetapi memiliki saldo yang kecil.

“Sebab itu artinya zakat tersalurkan dengan cepat. Sebaliknya bila ada lembaga amil zakat pemasukannya besar dan saldonya juga besar, maka itu berarti lembaga tersebut tidak efektif dalam penyaluran zakat,” pungkasnya. (Net)

Close Ads X
Close Ads X