Medan – Tim dari Kementrian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia menggelar ekspose (paparan) hasil penilaian tahap tiga Penghargaan Wahana Tata Nugaraha (WTN) 2016 yang telah dilakukan di Kota Medan, Selasa (23/8).
Penilaian tahap tiga ini dilakukan untuk melihat komitmen kepala daerah dan kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan dan pembangunan transportasi perkotaan.
Selanjutnya, hasil penilaian tahap ketiga ini akan digabungkan dengan penilaian tahap pertama dan kedua yang telah dilakukan sebelumnya sebagai penentu untuk memutuskan apakah Kota Medan mendapatkan penghargaan WTN atau tidak.
Dalam melakukan penilaian, tim akan melihat aspek penataan transportasi yang berkelanjutan dan berbasis kepentingan publik dan ramah lingkungan. Ekspose ini digelar di Ruang Rapai I Balai Kota Medan dihadiri Wakil Wali Kota Medan, Ir Akhyar Nasution didampingi Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdakot Medan, Qamarul Fatah, Kadis Perhubungan Kota Medan, Renward Parapat serta perwakilan SKPD terkait. Di samping itu juga hadir mewakili Kasatlantas Polresta Medan dan Organda Kota Medan.
Tim dari Kemenhub ini berjumlah lima orang dipimpin Marwanto Heru Santoso ST MT. Selain dari Kemenhub, tim yang melakukan penilaian tahap ketiga ini juga terdapat perwakilan dari Dinas Perhubungan Provinsi Sumut.
Selain sejumlah ruas jalan, tim ini juga telah meninjau langsung Terminal Amplas serta Area Traffic Control System (ATCS) milik Dishub Kota Medan, Senin (22/8). Menurut Marwanto, sebelum penilaian tahap ketiga dilakukan, telah dilakukan penilaian tahap pertama dan kedua. Untuk penilaian tahap pertama meliputi dokumen administrasi yang dilakukan Dinas Perhubungan Sumut, sedangkan penilaian tahap kedua yang meliputi sarana, prasarana, lalu-lintas dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan tim dari Kemnehub, Dishub Sumut dan akademisi.
“Untuk penilaian tahap ketiga ini, kita ingin melihat komitmen (political will) kepala daerah dan kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan dan pembangunan transportasi perkotaan di Kota Medan. Selain Kota Medan, kita juga melakukan penilaian di kota/kabupaten lainnya yang ada di Indonesia. Sebab, ada sekitar 214 kabupaten/kota yang bersaing untuk mendapatkan penghargaan WTN 2016 ini,” kata Marwanto.
Dalam melakukan penilaian tahap ketiga ini, Marwanto mengungkapkan ada 2 materi penilaian yang dilakukan. Pertama, penilaian lapangan yang meliputi sarana angkutan umum, prasarana, lalu-lintas dan pelayanan masyarakat. Sedangkan yang kedua, ungkapnya, komitmen daerah yang meliputi perencanaan, pendanaan, kelembagaan, SDM dan kehadiran.
Setelah melakukan penilaian kondisi sarana dan pengemudi angkutan umum dalam trayek(mobil penumpang), Marwanto mengaku sudah lumayan baik. Hanya saja perlu dilakukan perbaikan seperti melengkapi papan trayek dan daftar tarif serta penggunaan kaca film yang sesuai dengan aturan.
Kemudian Marwanto juga menyoroti masih banyaknya becak bermotor yang beroperasi di jalan-jalan protokol. Meski pun kondisi becak bermotor (betor) sudah cukup baik dan menajdi kearifan lokal namun dia menyarankan agar betor dioperasikan di tempat-tempat khusus, sebab satu betor dinilai sama dengan 1 unit mobil.
“Selain itu kita pun minta agar rambu-rambu jalan diperjelas diperjelas. Sudah itu kita menemukan ada taman yang hampir menghabiskan trotoar untuk pejalan jalan kaki. Lalu adanya tonggak besi di atas trotoar dan kondisi permukaan trotoar yang tidak landai dan cukup tinggi dari permukaan jalan, sehingga membuat pengguna jalan enggan melaluinya,” ungkapnya.
Wakil Walikota Medan Ir Akhyar nasution MSi mengatakan, Pemko Medan sangat serius dalam pembenahan masalah perlalu-lintasan. Selain melakukan perbaikan infrastruktur jalan, juga terus menambah rambu-rambu lalu-lintas dan memberikan pendidikan berlalulintas yang baik kepada masyarakat. “Insya Allah pembangunan pedestarian tahap I dan II selesai kita lakukan tahun ini,” papar Akhyar.
Selanjutnya bilang Akhyar, Pemko Medan pun terus berupaya keras mengurai kemacetan yang terjadi saat ini. Sebab, jika persoalan kemacetan tidak ditangani secara serius, diprediksi akan terjadi stagnan di Kota Medan pada 2014. Untuk itu Akhyar minta dukungan penuh dari Kemenhub, salah satunya dengan menambah jumlah bus massal.
Sedangkan Kadishub Kota Medan, Renward Parapat mengatakan, akan segera menindaklanjuti apa yang menjadi temuan tim dari Kemenhub tersebut. Terkait dengan temuan trotoar jalan, Renward mengatakan konsep trotoar ke depan di Kota Medan seperti di Jalan Diponegoro. Kini pembangunannya memasuki tahap kedua mulai Jalan Kartini, Imam Bonjol, KH Zainul Arifin (sampai Sun Plaza), Jalan Diponegoro sampai Jalan Sudirman (Taman beringin) dan Jalan Raden Saleh. “Semua trotoar itu akan diperbaiki tahun ini oleh Dinas Bina Marga Kota Medan dan sebagian tengah dalam pengerjaan,” jelas Renward.
(put/rel)