Kantor Camat Medan Helvetia Didemo Warga Minta Kepling IV Kelurahan Dwikora Diganti

Warga menggelar unjuk rasa di kantor Camat Medan Helvetia. Ist

 

Medan | Jurnal Asia
Sejumlah warga yang berasal dari Lingkungan IV Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia menggelar unjukrasa di kantor Camat Medan Helvetia di Jalan Beringin X menuntut kepala lingkungannya segera diganti, Senin (3/8/2020).

Berdasarkan penuturan warga yang ditemui wartawan di lokasi kejadian menyebutkan, tuntutan penggantian Kepala lingkungan IV Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia yang telah 14 tahun menjabat itu dikarenakan sejumlah persoalan dialami warga menyangkut kinerja Kepling yang selama ini dinilai tak berfungsi sebagaimana mestinya di tengah masyarakat.

Selain persoalan kondisi lingkungan yang tak terjaga serta masalah mobilitas sosialnya yang tak terdata dengan baik dengan semakin banyaknya kos-kosan bebas yang beroperasi, warga juga mengaku tak pernah mendapat tanggapan setiap kali menyampaikan keluhan baik menyangkut permasalahan antar warga maupun pengurusan administrasi kependudukan seperti KK dan KTP.

Baca Juga : Antisipasi Covid-19, Personel Gabungan Razia Masker di Pasar Sukaramai

Beberapa warga bahkan mengaku kerap dimintai biaya pengurusan KK dan KTP yang cukup mahal dengan nominal Rp800-Rp1,7 juta.

Sebagaimana pengakuan yang disampaikan salah seorang warga berstatus janda bernama Netty br Siahaan (50) yang dipungut biaya saat mengurus Kartu Keluarga.

“Warga yang tak ditanggapi kalau mau ngurus administrasi kependudukan macam KTP atau KK. Banyak yang sampai ngurus sendiri walaupun pakai calo atau minta bantuan anggota DPR. Kalau ngurus sama dia (Kepling Lingkungan IV Kelurahan Dwikora) mahal kali,” ungkap Metty boru Siahaan sembari membentangkan kertas karton berisi yel-yel tuntutannya di kantor Camat Medan Helvetia.

Wanita paruh baya itu menyebutkan, untuk mengurus Kartu Keluarga dirinya dimintai biaya pengurusan sebesar Rp1,5 juta oleh kepala lingkungannya tersebut. Sedangkan untuk pengurusan KTP warga lain juga mengaku dimintai biaya pengurusan sebesar Rp800 ribu.

“Bayangkan aja lah mengurus KK bisa dimintanya sampai Rp1,5 juta samaku?!. Aku sendiri yang mengalami, padahal yang janda tak punya kerjanya aku. Ada juga yang mau ngurus KTP dimintanya Rp800 ribu,” ungkap Netty br Siahaan dengan nada kesal.

Sementara itu warga lain, Sontaria br Aritonang juga mengaku kecewa dengan kinerja kepling di lingkungannya karena selalu mengabaikan warga. Salah satu contoh yang pernah dialaminya beberapa waktu lalu, Sontaria tak mendapatkan haknya menerima bantuan Covid-19 meski namanya tercantum sebagai penerima di kantor lurah.

“Namaku ada terdata di kantor lurah, tapi pas aku datang kesana mau ngambil bantuan Covid-19 itu masak Keplingnya bilang udah dipulangkan entah kemana. Terus kami desak lah sama keluarga yang lain, dia (Kepling) malah mengganti paket bantuan yang tadinya hak kami itu pakai uang Rp50 ribu,” ketus Sontarita boru Aritonang kepada wartawan.

Senada yang disampaikan T br Situmeang (46) yang juga merupakan warga lingkungan IV Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia. Menurutnya, Leo Ujung sama sekali tidak peduli dengan kondisi dan situasi di lingkungannya meski sudah 14 tahun menjabat sebagai kepala lingkungan.

“Cobalah pikir, dia itu kepala lingkungan, seharusnya bersosialisasi dan merangkul setiap warganya. Tapi malah tak pernah sedikitpun nampak kepeduliannya. Sampai-sampai warganya ada yang meninggal dunia dia jarang datang ke rumah duka untuk sekadar ngucapkan belasungkawa sama keluarga yang berduka,” sebutnya.

Sedangkan warga lain yang tak ingin disebutkan namanya menambahkan, desakan agar segera digantikannya kepala lingkungan IV Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia bernama Leo Ujung tersebut telah disepakati oleh kurang lebih 50 Kepala Keluarga melalui tandatangan yang terlampir dalam surat permohonan tuntutan yang telah disampaikan hingga tingkat Kecamatan.

Mewakili warga lain, dirinya berharap agar tuntutan untuk mengganti kepala lingkungan tersebut ditanggapi dengan baik oleh pihak Kecamatan Medan Helvetia dan jajaran dibawahnya. Pasalnya selama 14 tahun Kepala lingkungan yang kini menjabat, banyak terjadi ketimpangan serta permasalahan sosial di tengah warga lingkungan IV yang kerap terabaikan.

Menanggapi aksi tuntutan sejumlah warga tersebut, Kasi Pemerintahan (Kasipem) Kecamatan Medan Helvetia, Atiya mengaku akan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pimpinannya (Camat Medan Helvetia) yang sedang tidak berada di kantornya.

Baca Juga : Video Wawancara dengan Hadi Pranoto Tuai Kontroversi, Dokter Meminta Anji Diproses Hukum

Atya menjelaskan, persoalan tuntutan warga lingkungan IV tersebut sebelumnya sudah ditindaklanjuti pihak Kecamatan dengan mengeluarkan SP 1 kepada Lurah Dwikora atas kinerja kepala lingkungan IV di kelurahannnya.

“Kebetulan Pak Camat lagi di luar, jadi warga yang datang sudah kita tanggapi dengan penjelasan menyangkut tindaklanjut yang sebelumnya dilakukan pihak Kecamatan atas tuntutan tersebut dengan penerbitan SP 1 kepada Kelurahan Dwikora dan keplingnya. Kita juga berupaya memediasi warga agar tuntutannya ini bisa dibahas langsung oleh lurahnya,” jelas Kasipem Kecamatan Medan Helvetia saat dikonfirmasi wartawan.

Sementara itu terpisah, Kepala Lingkungan IV, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia, Leo Ujung membantah atas tudingan-tudingan dari warganya tersebut.

“Apa yang semua mereka bilang itu tidak betul. Tidak ada seperti itu, tidak betul itu. Bantuannya sudah kita bagikan,” kilahnya.

(wo)

Close Ads X
Close Ads X