Daftar Tunggu Tinggi, Kini RS Murni Teguh Medan Layani Operasi Jantung Bypass

Dokter Murni Teguh Memorial Hospital berikan keterangan terkait operasi jantung bypass.Netty

 

Medan | Jurnal Asia
Jumlah operasi jantung koroner di Indonesia berkisar 4.000 kasus per tahunnya. Jumlah ini masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan potensi kasus bedah jantung yang berjumlah sekitar 20.000 pasien per tahun.

Kondisi tersebut sangat memprihatikan, apalagi selain tenaga medis yang terbatas, faktor fasilitas yang belum menunjang juga sangat berperan. Bayangkan, kemampuan operasi bedah jantung terbuka di Indonesia hanya ada di 14 rumah sakit, 10 rumah sakit masih belum dapat lakukan operasi bedah jantung terbuka namun mampu melakukan tindakan canggih berupa intervensi non bedah.

Direktur Keuangan, Perencanaan dan Teknologi Informasi, Dr. dr. Mutiara, MHA, MKT mengatakan, memang tidak semua rumah sakit di daerah melayani operasi jantung terbuka bypass atau Coronary Artery Bypass Surgery (CABG). Padahal, banyak pasien yang masuk daftar tunggu pasien operasi jantung.

Baca Juga : Flu Babi Bukan Virus Baru, WHO Sudah Awasi Sejak 2011

“Di Sumatera Utara sendiri, dari data April 2020 sudah ada puluhan ribu antrian untuk operasi jantung. Dan banyak pasien terpaksa memilih menjalani tindakan operasi di luar negeri. Karena kondisi inilah, kami menyediakan pelayanan bedah jantung yang komprehensif dan berkualitas,” katanya didampingi Direktur Operasional, dr. Jong Khai, MARS, Jumat (3/7/2020).

Dr. dr. Mutiara melanjutkan, di Medan, operasi CABG ini hanya ada di RSUP Adam Malik Medan dan di Murni Teguh Memorial Hospital. Dengan adanya layanan ini diharapkan dapat melayani pasien jantung koroner lebih banyak lagi.

“Setidaknya masyarakat Medan yang ingin operasi jantung tidak harus pergi ke Singapura atau Penang Malaysi. Kita tidak hanya melayani pasien umum tetapi juga pasien BPJS. Niat kita baik dan semoga bisa lancar dan bisa berkembang,” ucapnya.

Ia menambahkan, keberadaan Murni Teguh Memorial Hospital dapat menjadi pilihan bagi pasien yang membutuhkan operasi bedah jantung. Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit jantung, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga untuk orang-orang di sekitar kita.

“Menurunkan beban penyakit kardiovaskular di Indonesia tidak hanya tugas salah satu pihak, namun peran semua lapisan masyarakat, pasien, dokter, keluarga pasien,” tegasnya.

Dokter spesialis jantung dr. Marshal, SpB, SpBTKV (K) menambahakan, operasi jantung bypass adalah operasi yang berat, butuh persiapan dengan waktu lama. Di Murni Teguh sendiri persiapannya sekitar 3 tahun.

Operasi ini, lanjutnya, untuk perdana sudah dilakukan pada Minggu lalu sekitar 27 Juni 2020 dengan pasien John Herson Sinuhaji (46) warga Deli Tua.

Dan sudah ada 20 pasien yang melakukan skrining di Murni Teguh dengan total kasus sekitar 60 orang. Nantinya, bakal ada lagi dua pasien yang akan di operasi dalam pekan depan.

“Minggu lalu kita sudah melakukan operasi dan itu pasien BPJS. Alhamdulillah berhasil, operasi berjalan lancar dan kita harapkan pasien bisa kembali hidup normal,” ujarnya.

Diakuinya, CABG ini cukup berisiko sehingga dokter harus benar-benar konsen dan berhati-hati dalam menangani pasien. Perbandingan risikonya sekitar 5 persen, jika 100 pasien yang dioperasi kemungkinan 5 orang mengalami gagal operasi.

“Tetapi kami tim dokter di sini bersama dr. Syahroni, SpBTKV, dr. Brema Suranta Prakarsa Utama Pasaribu, SpBTKV dan lainnya berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien,” ucapnya didampingi dr. Anastesi, Dr. Ade dan dr Earnest selaku Perfusionist.(nty)

 

 

Close Ads X
Close Ads X