Caleg Berelektabilitas Diunggulkan

Medan | Jurnal Asia
Calon legislatif yang memiliki elektabilitas tinggi dengan ketokohannya diperkirakan lebih mampu mencuri hati masyarakat dalam Pemilihan Legislatif nanti. Pasalnya, saat ini masyarakat dinilai sudah pintar dalam menentukan pilihan. Uang dan janji diyakini bukan lagi sebagai penentu untuk mendulang suara.
Pengamat politik Sumatera Utara Drs Wara Sinuhaji MHum menilai, calon legislatif (caleg) yang mengikuti Pemilihan Legislatif 2014 tidak memiliki kualitas dan belum bertujuan membela kepentingan masyarakat. Ini dibuktikan dengan banyaknya diantara para caleg yang tidak dikenal masyarakat. Menurutnya, kalau caleg yang berkualitas tidak perlu diperkenalkan, karena otomatis akan dikenal masyarakat.
“Waktu para caleg memperkenalkan diri tidak lama lagi (9 April akan dilakukan Pileg), semua caleg mengabaikan kualitas dan mengutamakan kuantitas (uang). Di waktu yang cukup sedikit ini para caleg memperkenalkan diri untuk dapat dipercayai masyarakat,” kata Wara Sinuhaji kepada wartawan, kemarin.
Kepada para caleg, lanjut Wara, harus siap menerima kekalahan karena masyarakat sudah mulai selektif dalam memilih caleg yang mewakili mereka lima tahun ke depan. Sehingga, caleg yang hanya menggunakan uang atau tidak berkualitas tidak akan dipilih masyarakat. Diterangkannya, masyarakat sudah belajar dari pemilihan-pemilihan sebelumnya, banyak yang mereka pilih tidak berkualitas sehingga tak mampu menampung aspirasi masyarakat.
Ia menilai banyak caleg yang tidak berkualitas karena partai mengusung caleg tidak bersadarkan keinginan masyarakat. “Itulah kondisi politik kita saat ini. Banyak yang menyodorkan caleg adalah partai, bukan masyarakat. Ke depan politik kita harus mengalami perubahan. Bukan partai yang menyodorkan, tapi rakyat yang mengajukan (melalui partai),” tambahnya.
Begitupun, Wara menghimbau kepada warga untuk menggunakan hak pilihnya lebih selektif lagi. Masyarakat pun harus memilih celeg berdasarkan hati nurani.
Terpisah, psikolog Prof Dr Abdul Munir MPd mengatakan, usai pelaksanaan Pemilihan Legislatif (Pileg) yang akan digelar 9 April nanti, diperkirakan banyak caleg yang mulai mengalami gangguan kejiwaan, khususnya para caleg yang sudah banyak mengeluarkan duit menjelang Pileg digelar. Tidak menutup kemungkinan para caleg yang sudah menggunakan biaya mahal ternyata tidak lolos menjadi anggota legislatif nanti akan stres dan menjadi gila.
“Sepertinya akan seperti itu. Caleg banyak mengeluarkan duit, tapi tidak lolos akan gila dengan pertimbangan dia secara yakin sudah lolos menjadi caleg karena sudah banyak mengeluarkan duit dan hanya menjual barang. Ketika dia tidak terpilih akan menjadi penyakit stres dan bisa-bisa gila,” kata Abdul Munir.
Menurutnya, saat ini masyarakat sudah pintar untuk memilih. Mereka memilih bukan hanya karena duit, bahkan masyarakat akan mengambil uang atau sembako yang diberikan caleg, setelah diterima masyarakat enggan memilih caleg tersebut. Ditambahkannya, masyarakat akan memilih para caleg yang memiliki elektabilitas tinggi dengan ketokohannya atau track recordnya sebelum menjadi caleg.
Ia juga menilai para caleg saat ini banyak yang belum siap menerima kekalahan. Walaupun ada yang siap menerima kekalahan itu hanya sebagian kecil, yakni mereka yang mencalonkan diri dengan ikhlas dan tulus tanpa ambisi pribadi untuk kekuasaan. “Kalau pun ada caleg yang mengatakan siap menerima kekalahan, itu hanya dimulut saja belum tentu dalam hati. Saya juga masih pertanyakan caleg yang mengatakan siap menerima kekalahan,” tambahnya.
Untuk menghindari gangguan jiwa, kepada para caleg diharapkan harus lapang dada, intropeksi diri apakah memang pantas untuk dipilih masyarakat. “Saya pikir para caleg harus intropeksi diri sejauh mana kepopulerannya, apakah dia terpandang, tidak melakukan rekayasa saat ini dengan menghambur-hamburkan uang,” tambahnya. (Irwan)

Close Ads X
Close Ads X