7 Wirausahawan Asal Medan Berani Maju Mengubah Perekonomian

 

Mitra pengemudi GrabBike, Sandri Tamayo.Ist

Medan | Jurnal Asia
Tujuh lokal heroes (wirausahawan) asal Medan tunjukkan dirinya mampu dan berani maju meraih sukses namun juga dapat berkontribusi bagi orang-orang di sekitarnya. Tentunya, keberhasilan mereka dapat menjadi contoh bagi lainnya.

Ketujuh wirausahawan di Medan yang mampu mandiri dan membawa dampak positif bagi lingkungan antara lain :

Sandri Tamayo misalnya, mitra pengemudi GrabBike yang masih terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Sistem Informasi ini bersyukur bahwa pekerjaannya dapat membiayai kebutuhan pendidikannya. Tak berhenti disitu, Sandri juga terlibat sebagai pengurus Pasukan Solidaritas Grab SMAN 13.

“Kami rutin melakukan aksi sosial seperti kunjungan ke berbagai panti asuhan untuk menyalurkan berbagai bantuan yang telah kami kumpulkan. Prinsip hidup saya adalah kita harus bisa juga bermanfaat bagi orang lain,” katanya, Jumat (28/2/2020).

Kemudian, Wita Widya, perempuan yang sudah 4 tahun menjadi mitra GrabCar percaya bahwa perempuan harus bisa mandiri dan tak boleh takut. Karenanya, pada saat Grab mengadakan pelatihan bela diri bagi mitra pengemudi perempuan, dia terpanggil untuk menjadi salah satu penggerak bagi komunitas GrabCar Medan.

Dari sinilah Wita kerap mengadakan sesi bela diri rutin untuk berbagi ilmu yang sudah didapatkan. Ia ingin perempuan lain memiliki rasa percaya diri saat bekerja, sehingga tak ada penghalang hanya karena merasa takut.

Pemilik bisnis Keju Kesu, Adhitiya Wicaksana bangga bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Saat ini, ia sudah memiliki banyak karyawan dan jumlah karyawan saat ini naik sebanyak 30% dibanding tahun lalu.

Senada dikatakan pemilik usaha kuliner Zeribowl, Anita Tanotho bahwa teknologi membantunya untuk bisa mengembangkan bisnis dan membuka kesempatan bagi lebih banyak orang. Dalam 2 tahun, ia memiliki 8 gerai di Medan dan 1 di Batam.

Keju Kesu melihat pertumbuhan penjualan sebesar 30%, sementara Zeribowl mengalami peningkatan penjualan sebesar 40% setelah memanfaatkan teknologi GrabFood.

Pemilik 14 gerai Ayam Penyet Jakarta di Medan, Hengki Irawan Gultom yang gemar berpetualangan ini mengaku teknologi mengubah hidupnya. Awalnya tidak paham tetapi saat ini, ia mengajarkan skill teknologi dasar bagi puluhan karyawan seperti memakai komputer, termasuk cara mengakses aplikasi GrabFood.

Hengki yang juga selalu mengambil pasokan ayam dari distributor lokal juga merasakan pertumbuhan penjualan sebesar 50% yang kini didominasi lewat layanan pesan-antar GrabFood.

Pemilik toko kelontong di daerah Medan Amplas, Edi Jonas Silaen yang melayani mulai pukul 6 pagi hingga 10 malam, merasa senang dapat melayani warga sekitar setiap hari. Di awal tahun 2019, ia merintis usaha warung sendiri dan dalam waktu 1 tahun usahanya melejit dan ia memutuskan untuk mempekerjakan empat orang warga sekitar.

Berawal dari kegemarannya untuk memasak, Renova Lie Janny kini menekuni usaha katering rice bowl JJ Salmon dan melayani banyak karyawan kantoran untuk makan siang. Berbekal teknologi GrabExpress, Renova mampu menjangkau lebih banyak pelanggan di banyak lokasi dan memajukan usaha kateringnya.

Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi mengatakan, satu teknologi, jutaan kisah, dan jutaan kemajuan. Menjangkau lebih dari 500 kota di Indonesia, Grab senang dapat menjadi bagian dari perjalanan jutaan mitra pengemudi, mitra merchant dan mitra kios, terutama di Sumatera Utara.

“Di tahun 2018, Grab berkontribusi sebesar Rp2,66 triliun pada perekonomian kota Medan melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan mitra. Ini membuat komitmen kami lebih kukuh untuk memberikan teknologi yang menyentuh jutaan kehidupan untuk menciptakan lebih banyak jutaan kemajuan karena semua bisa maju,” pungkasnya.(nty)

Close Ads X
Close Ads X