Elpiji 3 Kg Langka | Ratusan Tabung Gas Oplos Disita

Warga membawa tabung gas 3 kg saat operasi pasar gas bersubsidi 3 kg di Seyegan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (17/10). Selama dua hari terakhir PT Pertamina (Persero) melakukan operasi pasar gas bersubsidi ukuran 3 kg dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.500 per tabung di sejumlah titik di Sleman guna normalisasi harga serta menjamin ketersediaan menyusul terjadinya kelangkaan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/pd/16.

Medan – Masyarakat Kota Medan kembali mengeluhkan kelangkaan elpiji 3 kilogram. Bahkan kondisi ini disebut sudah terjadi sepekan terakhir. Akibat banyak permintaan dari masyarakat, Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Sumatra bagian Utara menambah pasokan sekitar 92.800 tabung dari bulan sebelumnya.

Officer Communication & Relation Pertamina Sumbagut Arya Yusa Dwicandra mengatakan, pihaknya menambah pasokan elpiji 3 kg pada bulan Oktober sekitar 5 persen dari realisasi September sebanyak 1.892.720 tabung menjadi 1.991.550 tabung. Pihaknya tidak menampik, penambahan pasokan dikarenakan kelangkaan elpiji 3 kg di daerah Medan dan juga di Binjai.

“Dari informasi yang kami dapatkan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, ada kelangkaan elpiji 3 kg sehingga kami tambah. Pasokan bulan ini naik 5 persen,” katanya di Medan, Rabu (19/10).

Arya mengatakan, untuk pengawasan dan pendistribusian elpiji 3 kg saat ini masih ranahnya Disperindag dan kepolisian. Di Binjai, pigaknya juga mendapat informasi ada spekulan yang memborong elpiji 3 kg dan menjualnya di atas Harga Eceran Tertinggi.

“Disperindag Sumut dan Biro Perekonomian Pemprov Sumut berencana membentuk tim pengawasan distribusi elpiji 3 kg. Tapi masa aktif tim ini masih dalam pembahasan. Tim akan dipimpin oleh Disperindag Sumut. Tapi kalau memang dibutuhkan, selama sesuai alokasi, akan kami tambah,” tandasnya.

Salah seorang penjual bakso yang biasa mangkal di belakang Pengadilan Negeri Medan Jono mengaku, selama seminggu ini dirinya susah mencari elpiji 3 kg. Ia musti mencari ke daerah lain atau memesan ke pangkalan baru bisa mendapatkan elpiji.

“Biasanya gampang dapat gas di kedai-kedai daerah sekitar Sungai Deli tetapi seminggu ini susah harus keliling dulu atau pesan. Saya biasanya memakai 5 tabung gas untuk dua hari,” pungkasnya.

Ratusan Tabung Gas Oplosan Disita
Di lokasi terpisah, Tim Khusus (Timsus) Ditreskrimum Polda Sumut menangkap 3 pelaku pengoplos tabung gas subsidi 3 kg menjadi 12 kg non subsidi dalam sebuah penggerebekan, Selasa (18/19) malam.

Dari lokasi penangkapan di Pasar I Rel Gang Serbajadi Lingkungan VI, Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, polisi mengamankan 146 tabung gas terdiri 103 tabung gas subsidi 3 kg, 43 tabung 12 kg dan 12 buah regulator alat pemindah tabung gas.

Dari ratusan tabung yang disita itu, diantaranya 39 tabung masih berisi dan 64 tabung lainnya sudah kosong. Turut diamankan 1 unit pick up Daihatsu Grand Max BK 9306 CJ ke Mapoldasu.
Wadir Ditreskrimum Polda Sumut, AKBP Enggar Parianom didampingi Katimsus Ditreskrimum, AKBP Sandy Sinurat kepada wartawan mengatakan, pihaknya menangkap tiga tersangka masing-masing Sucipto (37) selaku pemilik rumah, Budi Hardiansyah alias Budi (34) berperan sebagai pelansir sekaligus penjual tabung gas dan Hermanto alias Herman (34) selaku operator pemindah gas dari tabung 3 kg ke 12 kg.

“Jadi modus pelaku pengoplosan ini memindahkan gasnya melalui regulator alat pemindah tabung gas sederhana dengan cara melaga moncong tabung gas 3 kg ke tabung 12 kg,” jelas AKBP Enggar, Rabu (19/10).

Sementara itu, AKBP Sandy Sinurat menambahkan, hasil penyelidikan diketahui kalau tersangka sudah melakukan praktik oplosan ini selama 4 bulan dan tersangka juga tidak memiliki izin atau bukan pangkalan gas. “Tersangka menjualnya masih di seputaran Medan dan mereka juga mengaku kalau memperoleh tabung gas bersubdii ini dari pedagang,” jelasnya.

Tersangka Sucipto saat ditanya wartawan mengaku hanya memperoleh untung Rp20 ribu dari satu tabung 12 kg non subsidi yang dijualnya. “Kami hanya jual Rp100 ribu per tabung makanya cuma dapat untung Rp20 ribu,” akunya singkat.

AKBP Sandy Sinurat turut mengimbau agar masyarakat jangan bermain oplosan gas seperti ini karena kasus oplosan gas merupakan atensi pemerintah. “Poldasu akan menindak tegas karena kasus ini merupakan salah satu atensi pemerintah dengan dikenakan Undang-undang Migas,” tegasnya. (ial/netty)

Close Ads X
Close Ads X