Raja Belgia segera Letakkan Tahta

Brussel | Jurnal Asia
Raja Albert II dari Belgia akan secara resmi mundur dari tahta untuk memberi jalan bagi penerusnya, Putra Mahkota Pangeran Philippe.
Dalam pernyataan resmi terakhirnya sebagai raja pada Sabtu (20/7), pimpinan kerajaan yang berusia 79 tahun itu mendesak agar warga Belgia memberi dukungan pada putranya yang kini berumur 53 tahun. Ia menekankan harapannya agar Belgia, yang terbelah antara warga yang bicara dalam bahasa Belgia di utara dan Prancis di selatan, tetap bersatu.
Sementara dalam pernyataan sebelumnya Raja Albert mengatakan ia sudah tak bugar lagi menjalankan tugas penuh selaku pimpinan kerajaan.
“Mohon berikan calon raja Philippe dan calon ratu Mathilde partisipasi aktif serta dukungan Anda. Pasangan ini akan jadi pimpinan kerajaan yang hebat untuk negeri kita dan mereka mendapat restu saya sepenuhnya,” kata Raja Albert, sang raja yang berencana mundur dari tahta tepat pada peringatan hari kemerdekaan Belgia setelah hampir 20 tahun bertahta.
Sementara Pangeran Philippe, yang bersekolah di Oxford dan Stanford, akan diangkat menjadi raja ke-7 Belgia. Sang pangeran juga punya latar belakang sebagai pilot tempur terlatih.
Dalam konstitusi Belgia, seorang raja hanya mewakili posisi-posisi seremonial. Salah satu tugasnya adalah mendamaikan sengketa konstitusi. Raja Albert misalnya, menggunakan wewenangkan untuk menengahi pertikaian politik dalam pembentukan pemerintahan akibat buntunya perundingan di parlemen antara 2010-2011. Saat itu negara Belgia berjalan selama 541 hari tanpa pemerintahan karena Pemilu gagal menentukan siapa pemenangnya.
Sementara ketegangan antara kubu pemakai bahasa Belgia dan Prancis juga tinggi, dimana sejumlah isu antar dua kubu telah menjatuhkan pemerintahan dan menjadi sumber kericuhan politik.
Tiga bulan lalu, Ratu Beatrix dari negara tetangga Belanda juga mundur dari tahta digantikan putranya Pangeran Willem-Alexander. (net)

Close Ads X
Close Ads X