Windhoek – Partai oposisi Namibia, DTA, pada Rabu (22/3) telah menyeru pemerintah agar mendirikan Komite Pengendali Banjir Nasional untuk mencari cara “memanen” air banjir buat tujuan irigasi sementara banjir terus menggenangi bagian utara negeri tersebut.
Presiden DTA McHenry Venaani telah menyeru kabinet agar, secepatnya, mencalonkan komite itu yang terdiri atas insinyur tata-air dan lingkungan hidup guna membantu mencari cara untuk mengatur dan segera melaksanakan mekanisme untuk menyalurkan air banjir sehingga air tersebut bisa digunakan secara produktif bagi kegiatan seperti irigasi.
Ia mengatakan kegagalan untuk melakukan itu akan menjadi pengabaian dan petunjuk jelas bahwa bahaya sedang dinantikan dan bukan siap dihadapi dan ditangani untuk mengurangi dampaknya.
“Tujuan khususnya ialah merancang strategis reaksi nasional yang proaktif dan terpadu bagi situasi darurat seperti banjir dan kemarau,” kata Venaani, sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Ia menambahkan permukaan air banjir dapat dialihkan ke dan disimpan di tempat penampungan air buat petani untuk digunakan bagi pengairan serta metode pertanian pembudayaan air.
“Ada potensi besar pertanian dalam menjamin air banjir dipertahankan dalam bentuk daur-ualng guna membantu mengalihkan dan mengurangi pukulan ekonomi, yang menghancurkan, dan pengurangan ancaman pangan, yang biasanya muncul bersama banjir,” katanya.
Banjir di Naimbia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan dalam beberapa pekan belakangan; warga diperingatkan agar melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan dalam menghadapi kemungkinan banjir terburuk yang dialami negeri tersebut sepanjang sejarah.
Menteri Layanan Pertanian, Air dan Pertanian pada Rabu memperingatkan luasnya banjir yang diperkirakan terjadi di bagian utara-tengah negeri tersebut dikhawatirkan melampaui yang terjadi pada 2011. Saat itu, Namibia menghadapi banjir terparah sepanjang sejarah negeri itu. (ant)