Optimis Berhasil 80%, Inggris Memulai Uji Vaksin Covid-19 ke Manusia

Elisa Granato menjadi salah satu relawan dalam uji coba vaksin Covid-19 di Inggris.BBC

 

Inggris | Jurnal Asia
Oxford, Inggris telah memulai uji coba vaksin virus corona (Covid-19) ke manusia. Ini merupakan pertama kali di Eropa.

Dua sukarelawan disuntik, kelompok pertama lebih dari 800 orang yang telah direkrut untuk penelitian.

Baca Juga : Hari Pertama Ramadhan, Ini Jadwal Imsakiyah di Medan Sekitarnya

Setengahnya akan menerima vaksin Covid-19, dan separuhnya lagi vaksin kontrol yang melindungi dari penyakit meningitis dan bukan virus corona.

Rancangan uji coba ini berarti sukarelawan tidak akan tahu vaksin mana yang mereka dapatkan. Namun, dokter mengetahuinya

Elisa Granato, salah seorang sukarelawan yang menerima vaksin, mengatakan, ia seorang ilmuwan, jadi ingin berusaha mendukung proses ilmiah di mana pun ia bisa.

Vaksin ini dikembangkan dalam waktu kurang dari tiga bulan oleh tim ilmuwan di Universitas Oxford. Sarah Gilbert, profesor vaksinologi di Jenner Institute, memimpin penelitian praklinisnya.

“Saya pribadi saya sangat percaya pada vaksin ini,” katanya melansir BBC, Jumat (24/4/2020).

“Tentu saja, kita harus mengujinya dan mendapatkan data dari manusia. Kita harus menunjukkan ia benar-benar manjur dan mencegah orang terinfeksi virus corona sebelum digunakan pada populasi yang lebih luas.”

Prof Gilbert sebelumnya mengatakan dia “percaya 80%” vaksin akan manjur, tetapi sekarang memilih tidak menyebutkan angka, dan hanya mengatakan ia “sangat optimistis” dengan peluangnya.

Vaksin ini dibuat dari versi lemah dari virus flu biasa (dikenal sebagai adenovirus) dari simpanse yang telah dimodifikasi sehingga tidak dapat berkembang biak pada manusia.

Tim Oxford sebelumnya mengembangkan vaksin untuk melawan Mers, jenis lain virus corona, menggunakan pendekatan yang sama dan dengan hasil yang menjanjikan dalam uji klinis.

Satu-satunya cara para peneliti mengetahui apakah vaksin Covid-19 manjur adalah membandingkan jumlah orang yang terinfeksi virus corona dalam kedua kelompok percobaan selama beberapa bulan ke depan.

Baca Juga : Ngeri, Pengemudi Ojek Online Dikeroyok di Pajak Sambu! 2 Pelaku Langsung Diciduk Polisi

Itu bisa menjadi masalah jika jumlah kasus turun dengan cepat di Inggris, karena bisa jadi tidak akan ada cukup data.

“Kami mengejar akhir dari gelombang epidemi saat ini. Jika kami tidak bisa mengejarnya, kami tidak akan bisa memastikan apakah vaksin bekerja dalam beberapa bulan ke depan,” kata Profesor Andrew Pollard, Direktur Kelompok Penelitian Vaksin Oxford, yang memimpin uji coba ini.

“Tapi kami memperkirakan akan ada lebih banyak kasus di masa depan karena virus ini belum hilang.”

Para peneliti vaksin memprioritaskan perekrutan petugas layanan kesehatan dalam percobaan karena mereka lebih mungkin terkena virus daripada kelompok lain.

Uji coba yang lebih besar, dengan sekitar 5.000 sukarelawan, akan dimulai dalam beberapa bulan mendatang dan tidak memiliki batasan usia.

Orang yang lebih tua cenderung memiliki respons imun yang lebih lemah terhadap vaksin. Para peneliti sedang mengevaluasi apakah mereka membutuhkan dua dosis vaksin.

Tim Oxford juga mempertimbangkan uji coba vaksin di Afrika, mungkin di Kenya, tempat tingkat penularan tumbuh dari basis yang lebih rendah.(nty)

 

Close Ads X
Close Ads X