Lebanon Kembangkan Strategi Tangani Dampak Krisis

Beirut – Perdana Menteri Lebanon Saad Al-Hariri pada Senin (20/3) menekankan Lebanon “mengembangkan strategi untuk menangani dampak parah dari krisis di Suriah”.

Saad menambahkan, strategis tersebut juga bertujuan menempatkan kembali Lebanon di jalur pembangunan dan kestabilan yang berkelanjutan.

Menurut satu pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Media Perdana Menteri, Saad berbicara selama pertemuan komite pelaksana tingkat-tinggi yang ia pimpin guna menangani krisis pengungsi Suriah di Lebanon.

Komite pelaksana itu dibentuk setelah konferensi London tahun lalu, dan meliputi pejabat Lebanon serta wakil dari negara yang ikut dalam konferensi London, Organisasi PBB dan Bank Dunia.

Saad berkata, kebijakan Pemerintah Lebanon mengenai pengungsi Suriah, yang kami harap akan diungkapkan dalam konferensi tersebut, sedang diselesaikan.

Pekan lalu, Komite Antar-Menteri ikut dalam pembahasan progresif mengenai rancangan kebijakan Pemerintah Lebanon. Kami bisa menyelesaikan rancangan i9tu dalam beberapa pekan ke depan.” Saad, sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi, mengatakan, “Lebanon sedang melewati masa sulit yang memerlukan tindakan yang tidak biasa. Akibat dari krisis tersebut, angka pertumbuhan kami merosot tajam, angka pengangguran dan kemiskinan telah naik ke tingkat yang tak pernah terjadi sebelumnya, layanan masyarakat kami sangat terentang, prasarana kami terkuras, kondisi kami telah memburuk dan tak perlu dikatakan, utang kami serta rasio defisit telah meningkat.”

Ia menyampaikan harapan “bisa melihat penyelesaian politik damapi bagi konflik Suriah dalam waktu sangat dekat. Kami juga ingin melihat pembangunan kembali Suriah berjalan”.

Pertempuran sengit dilaporkan berkecamuk di Ibu Kota Suriah, Damaskus, pada Senin pagi, saat pasukan Pemerintah Suriah melancarkan serangan-balik terhadap gerilyawan yang memasuki wilayah timur-laut Ibu Kota Suriah tersebut pada Ahad (19/3).

Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, lembaga pengamat yang berpusat di London, Inggris, dan mengumpulkan keterangan dari jaringan sumber di dalam Suriah, mengatakan pertempuran sengit terus berkecamuk di sekitar Kabupaten Jobar dan Al-Qaboun di bagian timur-laut Damaskus.

Gerilyawan telah menyerang Jobar untuk mengurangi tekanan militer setelah mereka kehilangan wilayah di dekat Al-Qaboun dan Barza, kata seorang komandan dari kelompok Failaq Ar-Rahman yang berperang di sana pada Ahad.

Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pasukannya, bersama dengan Rusia serta milisi Syiah Iran, telah mendesak pasukan gerilyawan untuk mundur. Pemerintah Damaskus telah mengukir kemenangan militer selama 18 bulan belakangan, termasuk di Damaskus. (ant)

Close Ads X
Close Ads X