Korban Tewas Keracunan Massal India Bertambah, Polisi Temukan Dua Kontainer Insektisida di Rumah Kepsek

New Delhi | Jurnal Asia
Ribuan anak-anak sekolah menolak hidangan makan siang gratis yang disediakan pemerintah setempat di wilayah miskin India timur. Hal ini terkait insiden keracunan massal yang menewaskan 25 anak sekolah dasar. Korban bertambah setlah sebelumnya 22 anak dinyatakan tewas. Polisi yang melakukan penyelidikan menemukan dua kontainer berisi insektisida di rumah kepala sekolah.
Anak-anak yang berumur 4-12 tahun itu tewas setelah menyantap hidangan makan siang gratis di sebuah sekolah dasar di negara bagian Bihar pada Selasa, 16 Juli. Diduga makanan yang terdiri dari nasi, sayuran dan lentil, sejenis kacang-kacangan itu telah terkontaminasi insektisida.
Sekitar 30 anak di Patna, ibukota Bihar dan kota Chhapra, hingga saat ini masih dirawat di rumah sakit akibat keracunan tersebut.
Menyusul kejadian ini, anak-anak di sekolah-sekolah lainnya membuang makan siang gratis mereka ke kotak sampah. Mereka bahkan sama sekali tidak menyentuh makanan yang disediakan pihak sekolah tersebut. Padahal pihak sekolah telah menegaskan bahwa tragedi tersebut tak akan terjadi lagi.
“Para orangtua telah mengingatkan anak-anak mereka untuk tidak menyentuh makanan yang disajikan di sekolah,” kata seorang pejabat senior pemerintah Bihar seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (18/7).
“Sebagian siswa membuang makan siang tersebut ke kotak-kotak sampah di sekolah dan kami sedang berupaya meyakinkan semua orang bahwa tragedi itu tak akan terulang lagi,” imbuh Lakshmanan yang menjadi direktur program makan siang gratis di negara bagian Bihar.
Kepolisian setempat terus melakukan penyelidikan atas tragedi ini. Polisi pun menggeledah rumah kepala sekolah tempat terjadinya keracunan massal itu.
Seorang polisi senior mengatakan, kepala sekolah tersebut, Meena Kumari, kabur setelah anak-anak keracunan usai menyantap hidangan makan siang gratis itu. Polisi pun menggeledah rumah wanita itu dan menemukan dua kontainer berisi insektisida.
“Kami menemukan dua kontainer berisi insektisida di dalam rumah rumah kepala sekolah beserta kacang-kacangan, sayuran dan nasi yang dibagikan untuk hidangan makan siang. Hanya kepala sekolah tersebut yang bisa mengatakan apakah insiden ini konspirasi atau kesalahan yang diakibatkan kecerobohan,” kata polisi tersebut yang menyelidiki insiden ini.
Korban tewas sendiri terus bertambah, kini korban tewas bertambah menjadi 25 orang. Dilansir dari Reuters, setidaknya 25 anak tewas dan lusinan lainnya membutuhkan perawatan rumah sakit setelah keracunan makanan sekolah di Desa Mashrakh Distrik Chapra, negara bagian Bihar timur India.
24 Anak telah dikremasi lewat bantuan pemerintahan setempat. 48 Anak lainnya masih menjalani perawatan dengan diberi obat penawar racun di wilayah Patna.
Menurut dugaan sementara tim medis setempat, terdapat kandungan insektisida jenis organophosphorus pada makanan yang dikonsumsi para bocah malang itu. Mereka tak habis pikir jika racun pada makanan tersebut adalah racum alamiah, mengingat dampaknya yang terlampau mematikan.
“Namun kita harus menunggu laporan forensik,” kata pengelola pemerintahan desa Mashrakh, Poonam Kumari.
Para korban berusia empat hingga 12 tahun. Makanan yang disajikan sekolah kawasan miskin itu berupa nasi, kacang kedelai, dan lentil. Makan siang semacam itu memang disajikan gratis untuk anak-anak di daerah miskin. Desa Masrakh tercatat sebagai sekolah yang menjalankan program pengasupan makanan terbesar di dunia, meliputi pemberian makanan kepada 120 juta anak.
Protes pun pecah di India menanggapi tragedi memilukan itu. Partai oposisi menuding Partai Janata Dal, partai yang berkuasa, bereaksi terlampau lamban. Para demonstran melempari kantor polisi dengan batu, membakar bus dan berbagai kendaraan, sambil meneriakkan slogan pencelaan kepada Kepala Kementerian Bihar.
Bihar dikenal sebagai salah satu wilayah miskin di India dengan penduduk yang padat. Makan siang gratis memang biasa disediakan di sekolah-sekolah yang ada di wilayah miskin di India. Selain sebagai bagian dari kebijakan pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya, makan siang gratis juga dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan jumlah kehadiran para siswa di sekolah. (net)

Close Ads X
Close Ads X