Ketika Warga Miskin tak lagi Punya Pilihan

KAKI __Anak Sekolah di INdiaNew Delhi | Jurnal Asia
Kasus keracunan fatal yang makan korban 22 anak di India telah menggoyahkan kepercayaan jutaan anak dan orangtua setempat terhadap skema program makan siang gratis di sekolah, terutama untuk siswa keluarga miskin. Namun program ini tetap diyakini membanwa banyak manfaat.
Pengamat pendidikan setempat juga menyebut kecelakaan tersebut tak akan banyak mempengaruhi sikap siswa dan orangtuanya di India, karena banyak di antara mereka yang tak punya pilihan kecuali makan makanan gratis itu di sekolah. Ketidaksanggupan mereka menyediakan makanan di rumah jadi penyebabnya.
Dalam skema nasional tersebut 120 juta anak sekolah di India mendapat makan siang gratis setiap hari, sebagai imbalan karena orang tua mereka mengirim anaknya bersekolah.
Namun sejak kasus keracunan massal Selasa (16/07) lalu di sebuah sekolah dasar bagian timur negara bagian termiskin India di Bihar, serangkaian laporan menunjukkan sudah ratusan lagi murid dilarikan ke rumah sakit akibat gejala keracunan dan bahkan karena penemuan belatung dalam piring makanan mereka. Puluhan ribu murid juga dilaporkan menolak memakan makanan mereka karena takut turut jadi korban.
Meski punya banyak kekurangan, agenda makan siang ini menurut para pendidikan setempat masih berperan sangat penting dalam upaya membujuk orang tua agar mengirim anaknya belajar ke sekolah. Selain meningkatkan taraf pendidikan, kampanye tersebut dianggap penting untuk mengatasi masalah gizi buruk serta kesenjangan antar anak akibat perbedaan kasta.
Sebuah survey pemerintah tahun lalu menemukan bahwa 42 persen anak balita India kurang berat badan. Sementara sejumlah orang tua yang anaknya tewas dalam targedi lalu mengakui tujuan utama mengirim anaknya ke sekolah adalah agar mereka dapat makan.
“Kami tidak punya makanan di rumah dan mengirim anak sekolah adalah satu-satunya cara agar anak-anak sedikitnya mendapat makanan layak,” kata Sanjudevi Mahatoshe, ibu tiga anak yang tewas dalam insiden keracunan itu seperti dikutip kantor berita AFP.
Pendukung program ini mengatakan, skema makan siang gratis membawa banyak manfaat, termasuk menghapus batasan sosial antar anak dari berbagai kasta yang duduk bersama menikmati makan mereka. “Pengaruhnya besar sekali, bukan cuma untuk angka bersekolah, tapi juga pada daya ingat mereka. Anak lebih miskin makin banyak yang pergi ke sekolah, karena skema makan siang ini,” tukas pengamat Ekonomi dari Delhi, Reetika Khera seperti ditulis AFP.
Kampanye nasional ini mulai dipraktekkan pertama kali di negara bagian Tamil Nadu tahun 1982. Meski demikian kekhawatiran terhadap longgarnya pengawasan membuat banyak pihak takut insiden lanjutan terus terjadi. Pemerintah di India mengaku program makanan gratis berhasil mencapai 120 juta murid yang tersebar di 1,2 juta sekolah di seluruh India, yang merupakan program pemberian makanan gratis di sekolah yang terbesar di dunia.
“Saya bisa terima ada kasus kecelakaan dimana-mana,” kata pegiat Kampanye Hak untuk Makanan, Dipa Sinha. “Tapi skala kejadian ini dan betapa cerobohnya pelaku, serta respon yang sangat asal-asalan ditambah perawatan korban yang tertunda, sangat mengejutkan.”
Akibat kasus ini terjadi serangkaian aksi protes terhadap pemerintah India yang dianggap lamban mencari penyebab dan memberikan pertolongan.
Kepolisian dan penyelidikan laboratorium menyebut 22 anak tewas akibat asupan pestisida lima kali lebih tinggi dari kandungan maksimal yang dibolehkan dalam minyak goreng yang dipakai memasak makanan tersebut. Temuan didasarkan pada penyelidikan atas minyak makan yang digunakan serta makanan yang tersisa di salah satu sekolah di distrik Saran, negara bagian Bihar.
“Laporan menemukan organophospharus dalam sampel minyak makan yang dikumpulkan di sekolah tempat makan siang disiapkan dan disantap oleh anak-anak,” tutur perwira tinggi polisi Ravinder Kumar kepada para wartawan, seperti dikutip kantor berita AFP.
Sebelumnya, pihak berwenang India mengatakan kepala sekolah bersangkutan melarikan diri dan belum diketahui keberadaannya. Ditambahkan bahwa minyak makan yang digunakan untuk memasak makanan dibeli dari toko milik suaminya. (net-adp)

Close Ads X
Close Ads X