Beijing | Jurnal Asia
Pihak berwenang di Provinsi Sichuan, barat daya China untuk pertama kalinya dalam sejarah telah meningkatkan peringatan darurat banjir ke tingkat tertinggi ketika sungai-sungai lokal meluap, merusak tepiannya dan membanjiri kota, memicu evakuasi besar-besaran.
Curah hujan yang terus menerus telah menyebabkan banjir terparah di Sichuan selama sekira 70 tahun. Lebih dari dua lusin sungai utama di kawasan itu membanjiri tepiannya dengan air berlumpur yang membanjiri kawasan perkotaan.
Jalan-jalan di Leshan, salah satu kota besar provinsi, yang terletak di pertemuan dua sungai, hampir seluruhnya terendam air.
Rekaman video menunjukkan ladang, jalan, dan jalan raya di kota yang hancur itu dibanjiri oleh air. Penduduk setempat dapat terlihat berkerumun di jalan-jalan yang banjir atau berusaha mengarungi bagian yang terendam dengan perahu dan rakit rakitan.
Baca Juga : Vaksin Covid-19 Buatan China Siap Edar Desember Mendatang, Cek Harganya
Lebih dari 1.000 penduduk kota terdampar di Pulau Fengzhou setelah banjir memutus akses jalan raya. Layanan darurat harus mengantarkan mereka makanan dan air melalui helikopter karena mereka kekurangan pasokan selama hampir sehari.
Banjir juga berdampak pada Buddha Raksasa Leshan, patung batu abad kedelapan setinggi 71 meter yang terletak di luar kota. Air telah mencapai ujung-ujung kaki patung warisan dunia UNESCO itu, mendorong polisi untuk mengambil tindakan untuk melindungi situs tersebut.
Media China melaporkan lebih dari 100.000 orang telah dievakuasi dari berbagai daerah yang terkena banjir di Provinsi Sichuan.(nty/Okezone)