Pandemi Covid-19 Picu Keretakan Rumah Tangga, Ini Tips dari Mahasiswa UINSU

Bagus Kurniawan, Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga UINSU. Ist

 

Medan | Jurnal Asia
Berbagai kasus di masa pandemi Covid-19 bermunculan, salah satunya angka perceraian yang mulai meroket naik.

Beranjak dari kasus tersebut, salah seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) memberikan tips untuk mengurangi dampak meroketnya angka perceraian.

Bagus Kurniawan, Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga, turut menyoroti tingginya kasus perceraian di masa pandemi.

Baca Juga : Video Wawancara dengan Hadi Pranoto Tuai Kontroversi, Dokter Meminta Anji Diproses Hukum

“Kita tahu, di masa pandemi Covid-19 ini angka perceraian terus meroket. Dari hasil diskusi bersama para ahli, beberapa riset yang kami lakukan, memang, salah satu pemicunya yakni faktor Ekonomi,” ujarnya, Senin (3/8/2020).

Faktor perceraian yang diperkirakan karena masalah ekonomi ini juga pernah diutarakan Juru Bicara Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Cece Rukaman Ibrahim beberapa waktu lalu.

Lanjut Bagus, seperti yang dikatakan Jubir Pengadilan Agama, saat memasuki New Normal atau memasuki minggu ketiga Juni 2020, terdapat 300 gugatan yang dilayangkan oleh masyarakat. Di mana 80 persennya adalah gugatan perceraian.

Beberapa riset yang kami lakukan di Kota Medan ini juga disebabkan oleh faktor ekonomi.

“Saya rasa permasalah ekonomi memang banyak yang merasakan apalagi golongan menengah ke bawah. Karena kita juga tahu, perekonomian Indonesia ini juga tengah turun,” jelasnya.

Jika dilihat dari sampel kasus yang diteliti, memang banyak faktor salah satunya yakni faktor ekonomi atau faktor suami istri merasa bosan karena adanya pertengkaran dan berbeda pendapat.

“Namun jika dilihat perselisihan pendapat tidak begitu tinggi, namun di masa pandemi ini juga menjadi angka penyumbang kasus perceraian,” ujar Mahasiswa yang duduk di Semester VII ini.

Bagus menyampaikan, ada beberapa tips agar keluarga tetap beraktivitas dan tetap harmonis dalam berumah tangga di masa pandemi.

“Salah satunya ialah melakukan kegiatan yang bersifat keagamaan. Jadi anak-anak juga belajar agama walau di rumah saja bersama orang tuanya entah itu membaca Alquran bersama atau salat berjamaah. Kedua menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga seperti contohnya berbicara dengan keluarga dengan santai tetapi bermanfaat, entah itu ilmu atau yang lainnya,” sebutnya.

Lanjutnya, ketiga, melakukan aktifitas yang menyehatkan seperti olahraga di rumah bersama keluarga.

Keempat, melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan seperti melakukan permainan bersama keluarga dan juga bersifat mendidik.

“Ke lima melakukan kegiatan makan bersama dan selalu mengingatkan untuk mengucap bersyukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas limpahan rejekinya. Keenam membuang rasa emosi dan egois agar terhindarnya pertengkaran dan perceraian. Ketujuh selalu bersifat terbuka dan jujur terhadap keluarga dan saling menyayangi satu sama lain,” ucapnya.

Dengan membuat tips-tips seperti itu, Lanjut Bagus, bisa mengurangi emosi serta merajut harmonis dalam rumah tangga.

“Karena kita sama-sama tahu ekonomi memang sedang tidak baik-baik. Nah kalau rezeki memang belum ada atau belum besar, ya bisa dibilang kurang. Dengan melakukan tips tersebut kita bisa bersyukur serta dapat saling mensupport, sehingga angka perceraian bisa turun,” pungkasnya.

(wo)

Close Ads X
Close Ads X